Pelaku Industri tolak rencana kenaikan tarif listrik


Jumat, 09 April 2021 | 20:21 WIB | dilihat

Para pelaku industri sepakat menolak rencana pemerintah menaikkan tarif listrik yang akan berlaku tahun 2022.



Merujuk simulasi perhitungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kenaikan tarif terbesar pada kelompok pelanggan industri I-4 di atas 30.000 kVA saja bisa mencapai Rp 2,9 miliar per bulan.



Kenaikan tarif yang luar biasa itu tentu memberatkan para pelaku industri. Dalam produksi kaca pengaman otomotif misalnya, kontribusi biaya listrik mencapai 28% terhadap total biaya produksi.



Sementara saat ini utilisasi produksi kaca pengaman otomotif hanya 35% tehadap total kapasitas terpasang.



Dan utilisasi produksi industri kaca lembaran berkisar 80%. Idealnya, utilisasi kedua produk itu bisa mencapai 95%.



Tanpa ada kenaikan tarif listrik saja, Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) memperkirakan pemulihan industri kaca baru akan tercapai dalam 3-4 tahun ke depan.



Kenaikan tarif listrik bagi pelanggan industri juga bisa memacu penurunan daya saing. Walhasil, impor kaca bisa mendaki.



AKLP mengingatkan kejadian 6 tahun silam saat para investor kaca lari ke Malaysia karena biaya energi Indonesia dianggap tidak kompetitif.



AKLP menilai, opsi menaikkan tarif listrik bisa kontraproduktif dengan usaha pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi.



"Pemerintah habis-habisan memulihkan ekonomi nasional melalui program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), termasuk sektor industri manufaktur sebagai tolak ukur utama geliat PEN," kata Ketua Umum AKLP Yustinus Gunawan kepada KONTAN, Kamis (8/4).



Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto mengatakan usulan kenaikan tarif listrik ini juga akan mengganggu efektivitas kebijakan stimulus harga gas industri US$ 6 per mmbtu yang berlaku sejak April 2020.



#KontanTv #KenaikanTarifListrik #PelakuIndustri

Rencana kenaikan ini juga meresahkan pelaku industri makanan dan minuman. "Industri kini masih berjuang untuk survive," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman.



Video Terkait

Video Terkait

Berita Terkait

Video Lainnya
Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved