Cadangan devisa Indonesia diproyeksikan kembali menguat pada 2026 seiring potensi turunnya suku bunga global dan kembalinya aliran modal asing. Kepala Departemen Riset Makroekonomi dan Pasar Keuangan Permata Bank Institute for Economic Research (PIER), Faisal Rachman, memperkirakan cadev bisa naik ke kisaran 150 miliar sampai 155 miliar dollar AS, dengan nilai tukar rupiah diproyeksikan berada di rentang Rp16.200 hingga Rp16.400 per dollar AS di akhir tahun. Ia menilai defisit transaksi berjalan yang diperkirakan tetap ringan di bawah 1 persen PDB menjadi sinyal bahwa posisi eksternal Indonesia masih cukup sehat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Faisal melihat peluang pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat melalui penurunan suku bunga The Fed dapat memperbaiki sentimen terhadap aset negara berkembang, termasuk Indonesia, meski dalam jangka pendek arus portofolio masih bisa tertekan oleh sentimen risk-off sehingga memicu pelemahan rupiah dan intervensi Bank Indonesia yang sementara dapat menekan cadangan devisa. Dalam jangka menengah, prospek arus masuk modal dinilai tetap terjaga berkat stabilitas makro, permintaan domestik yang kuat, serta peluang perbaikan kondisi politik dalam negeri. Jika skenario ini berjalan sesuai harapan, mampukah 2026 menjadi tahun penguatan ulang cadangan devisa dan kepercayaan investor terhadap Indonesia?
#CadanganDevisa #Rupiah #BankIndonesia #TheFed #EkonomiIndonesia #AliranModalAsing #TransaksiBerjalan #PasarKeuangan #NilaiTukar #KontanNews