KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Warga Thailand baru-baru ini terkejut ketika menemukan rekening bank mereka dibekukan secara massal dalam operasi pemberantasan penipuan.
Sekitar tiga juta rekening telah dibekukan sejak akhir pekan, memicu perdebatan publik apakah Bitcoin bisa menjadi alternatif yang lebih aman.
Aksi ini merupakan bagian dari pengetatan sistem keuangan yang dimulai sejak Agustus, setelah kepolisian dan bank melacak maraknya rekening mule yang dipakai sindikat untuk mencuci uang hasil kejahatan.
Namun, korban salah sasaran juga bermunculan. Sejumlah pedagang online dan pelaku usaha kecil mengaku rekeningnya ikut dibekukan karena metode baru yang dipakai scammer.
Bank of Thailand memperingatkan bahwa lebih banyak rekening bisa terdampak seiring investigasi diperluas.
Sekretaris Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat, Wisit Wisitsora-at, meminta publik tidak panik dan menjelaskan bahwa pembekuan hanya bersifat sementara.
Dalam beberapa bulan terakhir, call center ilegal yang berafiliasi dengan jaringan Tiongkok dan berbasis di negara tetangga semakin agresif menargetkan masyarakat Thailand.
Keluhan juga datang dari warga asing yang bermukim di Thailand. Banyak di antara mereka mendapati rekeningnya ditutup sepihak atau dibatasi bertransaksi selama berminggu-minggu tanpa penjelasan.
Di tengah situasi ini, komunitas kripto melihat peluang. Namun, regulasi menjadi kendala. Walaupun perdagangan kripto masih populer, penggunaan Bitcoin dan aset digital sebagai alat pembayaran dilarang oleh bank sentral Thailand.
Sejak Agustus, semua bank di Thailand menerapkan batas transfer 50.000 baht per hari untuk menekan pencucian uang lewat rekening mule.
Seiring keresahan publik yang meningkat, Bank of Thailand kini berdiskusi dengan Biro Investigasi Kejahatan Siber untuk mencari solusi teknis agar rekening nasabah patuh hukum tidak terdampak berlarut-larut.
kontantv #kontan #kontannews #scam #rekening #dibekukan #Thailan
____________________