China telah mengubah dirinya menjadi kekuatan ekonomi global selama beberapa dekade terakhir. Dengan pertumbuhan yang stabil, volume perdagangan besar, dan populasi yang berkembang serta produktif, China tampak tak terhentikan.
Sejak Presiden Xi Jinping mencabut kebijakan ekstrem "nol-Covid" di Beijing pada bulan Desember, para ahli berharap permintaan dan aktivitas bisnis China akan pulih.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya, dan keterpurukan ekonomi China ini menimbulkan kekhawatiran akan gangguan global.
Ekonomi China, mengutip The Week, mengalami kegagalan saat ini, mengakhiri booming terlama dalam sejarah. China telah melipatgandakan ukuran ekonominya setiap dekade sejak Partai Komunis yang berkuasa menerapkan perdagangan, investasi, dan kekuatan pasar gaya Barat pada akhir tahun 1970-an.
Sekitar 800 juta warga China telah berhasil keluar dari kemiskinan. Namun, sekarang, ekonomi China berada dalam kondisi yang sangat buruk, dan belum ada tanda-tanda perbaikan yang jelas.
Produk Domestik Bruto (PDB) China hanya tumbuh sebesar 3% tahun lalu, turun dari tingkat 7,4% pada dekade sebelumnya. Ekspor juga merosot, belanja konsumen menurun, investasi swasta turun hingga seperempat sejak tahun 2020, dan kekhawatiran deflasi semakin meningkat.
Utang China kini hampir empat kali lebih besar dibandingkan dengan PDB-nya.
Pecahnya gelembung perumahan telah mengakibatkan 80 juta apartemen di China tidak dihuni, sehingga mengancam tabungan jutaan warga Tiongkok yang berinvestasi di pasar real estate.
Perlambatan ekonomi China sebagian besar merupakan hasil dari kebijakan tiga tahun "Zero Covid" yang diterapkan oleh Presiden Xi.
Selain itu, banyak masalah ekonomi di negara ini telah ada sebelum pandemi melanda. Pemerintah daerah meningkatkan ekonomi dengan membangun gedung pencakar langit, jalan raya, jalur kereta api berkecepatan tinggi, jembatan, dan bandara.
Namun, pembangunan berlebihan telah menghasilkan "kota hantu" yang tidak berpenghuni dan infrastruktur yang kurang dimanfaatkan, seperti yang terjadi di Provinsi Guizhou, yang memiliki lebih dari 1.700 jembatan dan 11 bandara, namun juga tumpukan utang yang menggunung.
#kontantv #pertumbuhan #ekonomi #china #pdb