Kasus Fraud di Startup Makin Marak, Kepercayaan Investor Terancam


Senin, 04 Agustus 2025 | 11:34 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Sejumlah startup Indonesia kembali menjadi sorotan akibat dugaan praktik bisnis yang tidak sehat.

Setelah Investree dan eFishery, kini Tanihub disebut dalam dugaan kasus pencucian uang.

Dalam kasus Tanihub, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan telah menetapakan tiga orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang pengelolaan dana investasi oleh PT Metra Digital Investama (MDI Ventures) pada PT Tani Group Indonesia (TaniHub) beserta afiliasinya periode 2019–2023.

Ketiga tersangka adalah Donald Wihardja selaku Direktur PT MDI, Ivan Arie Sustiawan selaku mantan Direktur Utama TaniHub dan Edison Tobing selaku mantan Direktur TaniHub.

Ketiganya diduga terlibat tindak pidana korupsi dan TPPU dalam mencairkan dana investasi PT MDI Venture sebesar 25 juta Dolar Amerika Serikat.

Dana investasi ini sudah dikelola sejak 2019 hingga 2023. Dalam perkara ini, peran Donald Wihardja selaku Direktur PT MDI menyetujui investasi. Sedangkan peran Ivan Arie dan Edison memanipulasi data perusahaan dalam rangka mendapatkan dan investasi untuk kepentingan pribadi.

Rentetan kasus ini memunculkan kekhawatiran tentang lemahnya tata kelola di sektor startup digital tanah air.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menilai, tekanan untuk segera meraih profitabilitas menjadi salah satu akar masalah.

Kondisi ini mendorong perusahaan digital melakukan fraud dengan praktik pembukuan ganda demi menunjukkan seolah-olah telah untung, terutama di hadapan investor.

Ia mencontohkan eFishery, yang pada 2022 sempat diberitakan meraih keuntungan besar, bahkan melebihi startup decacorn.

Kondisi ini membuatnya tampak menonjol di tengah banyaknya startup yang masih merugi.

Namun, jika benar terjadi fraud, dampaknya bisa luas dan sistemik bagi ekosistem digital.

Nailul menekankan, kasus-kasus ini telah menggerus kepercayaan investor.

Mereka mulai berpikir ulang untuk menanamkan modal, apalagi sejak 2022 pendanaan startup sudah menurun karena kenaikan suku bunga.

Berdasarkan data Dealroom.co, investasi ke startup digital Indonesia anjlok dari Rp 144,06 triliun pada 2021 menjadi hanya Rp 5,39 triliun hingga November 2024.

Meskipun begitu, Nailul melihat potensi perbaikan. Menurutnya, pola investasi ke depan harus lebih menekankan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik.

Investor diharapkan tak hanya mengejar keuntungan cepat, tapi juga menjadi mentor yang membekali startup dengan pemahaman manajemen risiko, keuangan, dan pertumbuhan jangka panjang.

#kontantv #kontan #kontannews #kasus #startup #investor
________________________________________


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved