Pasukan pemerintah Suriah dipaksa mundur dari kota penting Homs pada Sabtu (7/12/2024), hanya sehari setelah pertempuran sengit terjadi.
Mundurnya pasukan ini menjadi pukulan besar bagi Rezim Bashar al-Assad, yang kini berada di ujung tanduk.
Dalam waktu kurang dari seminggu, pemberontak berhasil merebut Aleppo dan kota-kota besar lainnya, menghancurkan pertahanan pemerintah dalam waktu yang mencengangkan.
Rakyat Homs berbondong-bondong turun ke jalan untuk merayakan kemenangan pemberontak.
Laporan menyebutkan ribuan tahanan dibebaskan dari penjara pusat, sementara pasukan keamanan terlihat membakar dokumen sebelum meninggalkan pos mereka.
Kejatuhan Homs memutuskan jalur strategis antara Damaskus dan wilayah pesisir, termasuk pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus. Kini, pemberontak telah mendekati jarak 30 kilometer dari ibu kota Damaskus.
Gelombang protes juga mengguncang ibu kota. Patung Hafez al-Assad, ayah Presiden Bashar al-Assad, diruntuhkan tanpa perlawanan dari aparat keamanan. Beberapa tentara bahkan dilaporkan melepas seragam dan bergabung dengan massa.
Perkembangan ini memicu keprihatinan global. Negara-negara seperti Qatar, Saudi Arabia, Iran, hingga Rusia menyerukan solusi politik. Namun, dengan situasi yang berubah begitu cepat, langkah konkret belum tercapai.
Pendukung Assad, termasuk Rusia, Iran, dan kelompok Hezbollah, menghadapi tantangan besar. Sementara itu, perhatian internasional terpecah dengan konflik lain, seperti perang di Ukraina.
Di tengah situasi yang genting, Assad dikabarkan masih bertahan di Damaskus. Namun, ancaman terhadap rezimnya kini semakin nyata, dan masa depan Suriah berada di bawah bayang-bayang ketidakpastian.
#kontan #kontantv #kontannews
#Basharal-Assad #suriah #israel #musuhisrael #barat #turki #SYIRIA #russia #iran