Bank Dunia Ubah Haluan, Dukung Energi Nuklir untuk Negara Berkembang


Kamis, 12 Juni 2025 | 22:30 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Dewan Bank Dunia telah menyetujui untuk mengakhiri larangan lama terhadap pendanaan proyek energi nuklir di negara-negara berkembang sebagai bagian dari dorongan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat.

Bank Dunia memutuskan untuk menghentikan pendanaan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir sejak 2013 silam.

Bank Dunia juga berhenti mendanai proyek minyak dan gas hulu sejak 2019, meskipun masih mempertimbangkan pendanaan proyek gas di negara-negara termiskin.

Presiden Bank Dunia Ajay Banga mengatakan, khusus untuk pembiayaan migas, dewan direksi Bank Dunia belum mencapai kesepakatan.

Persetujuan mengenai energi nuklir relatif mudah dicapai di antara anggota dewan. Namun beberapa negara termasuk Jerman, Prancis, dan Inggris belum sepenuhnya mendukung proyek eksplorasi gas alam.

Sejak menjabat pada Juni 2023, Banga telah mendorong perubahan kebijakan energi bank dengan memperluas pembiayaan terhadap proyek energi. Kebijakan ini ditempuh guna membantu negara-negara memenuhi permintaan listrik yang meningkat dan mencapai tujuan pembangunan.

Dalam memorandumnya, Banga mencatat bahwa permintaan listrik di negara berkembang diperkirakan mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat pada 2035.

Kondisi ini memerlukan investasi lebih dari dua kali lipat dari angka saat ini, yakni US$ 280 miliar untuk pembangkitan, jaringan, dan penyimpanan energi.

Kebijakan Bank ini Dunia nampaknya bakal mendapat persetujuan Amerika Serikat selaku pemegang saham tunggal terbesar di Bank Dunia dengan porsi 15,83%.

Pasalnya, Presiden AS Dnald Trump secara aktif mendorong diakhirinya larangan pendanaan proyek energi nuklir sejak awal masa jabatannya.

Sehingga keputusan Bank Dunia untuk memperluas pembiayaan proyek energi kemungkinan besar akan disambut baik oleh Presiden Donald Trump.

Pejabat pemerintahan Trump dan sejumlah pakar pembangunan menyatakan bahwa negara berkembang seharusnya tidak dilarang menggunakan sumber energi murah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mereka.

Energy for Growth Hub dan Third Way melaporkan, saat ini, sebanyak 28 negara telah menggunakan tenaga nuklir secara komersial, 10 negara siap memulai, dan 10 lainnya berpotensi untuk mengembangkannya pada 2030.

Banga mengatakan, strategi baru Bank Dunia akan memungkinkan tiap negara menentukan komposisi energi terbaik mereka.

Beberapa akan memilih tenaga surya, angin, panas bumi, atau hidroelektrik, sementara lainnya mungkin memilih gas alam atau energi nuklir dalam jangka panjang.

Selain proyek pembangkit, Bank Dunia juga tetap memberikan pendanaan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara, mendukung penangkapan karbon untuk industri dan pembangkit, tetapi tidak untuk keperluan enhanced oil recovery (EOR), yang umumnya bisa dibiayai oleh sektor komersial.

#kontantv #kontan #kontannews #bankdunia #energi #nuklir
____________________


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved