Tidak Perlu Panik, Begini Saran Ahli Patologi Agar Terhindar dari Virus HMPV
KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Human Metapneumovirus, atau HMPV, bukanlah ancaman baru. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, virus ini telah lama terdeteksi di Indonesia.
HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat.
Kasus dengan gejala berat, seperti infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia, sangat jarang terjadi.
Hanya sekitar 5% hingga 16% anak yang terpapar HMPV mengalami komplikasi tersebut.
Tingkat kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dikaitkan dengan HMPV adalah sebesar 1%.
Penelitian dari berbagai periode dan wilayah juga menunjukkan angka prevalensi HMPV yang cukup rendah.
Misalnya, di Beijing prevalensi adalah 7,9%, di Singapura 5,3%, di India 9,3%, dan di Amerika Serikat 1,94%.
Dari fakta-fakta ini, masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan.
Risiko infeksi dapat diminimalkan dengan menjaga pola hidup sehat dan menerapkan langkah pencegahan sederhana.
Theresia Novi, ahli patologi klinik dari Halodoc, mengatakan bahwa virus HMPV sudah ada sejak tahun 2001 dan merupakan penyakit musiman.
Kasusnya cenderung meningkat setiap tahun pada musim dingin atau awal musim semi di daerah beriklim sedang.
Novi menyarankan masyarakat untuk melakukan cara-cara efektif berikut untuk meningkatkan imun tubuh: minum air putih, pola makan sehat, olahraga, dan istirahat cukup.
Jika merasakan gejala seperti batuk atau demam, tidak perlu panik.
Konsumsi obat pereda gejala yang dijual bebas. Bila mengalami gejala berat, seperti kesulitan bernapas, napas cepat, dan sesak dada, atau demam tinggi, segera ke rumah sakit.
#kontantv #kontan #kontannews #hmpvvirus #hmpv
_____________________
Instagram: https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook: https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter: https://www.twitter.com/kontannews/
Human Metapneumovirus, atau HMPV, bukanlah ancaman baru. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, virus ini telah lama terdeteksi di Indonesia.
HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat.
Kasus dengan gejala berat, seperti infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia, sangat jarang terjadi.
Hanya sekitar 5% hingga 16% anak yang terpapar HMPV mengalami komplikasi tersebut.
Tingkat kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dikaitkan dengan HMPV adalah sebesar 1%.
Penelitian dari berbagai periode dan wilayah juga menunjukkan angka prevalensi HMPV yang cukup rendah.
Misalnya, di Beijing prevalensi adalah 7,9%, di Singapura 5,3%, di India 9,3%, dan di Amerika Serikat 1,94%.
Dari fakta-fakta ini, masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan.
Risiko infeksi dapat diminimalkan dengan menjaga pola hidup sehat dan menerapkan langkah pencegahan sederhana.
Theresia Novi, ahli patologi klinik dari Halodoc, mengatakan bahwa virus HMPV sudah ada sejak tahun 2001 dan merupakan penyakit musiman.
Kasusnya cenderung meningkat setiap tahun pada musim dingin atau awal musim semi di daerah beriklim sedang.
Novi menyarankan masyarakat untuk melakukan cara-cara efektif berikut untuk meningkatkan imun tubuh: minum air putih, pola makan sehat, olahraga, dan istirahat cukup.
Jika merasakan gejala seperti batuk atau demam, tidak perlu panik.
Konsumsi obat pereda gejala yang dijual bebas. Bila mengalami gejala berat, seperti kesulitan bernapas, napas cepat, dan sesak dada, atau demam tinggi, segera ke rumah sakit.
#kontantv #kontan #kontannews #hmpvvirus #hmpv
_____________________
Instagram: https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook: https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter: https://www.twitter.com/kontannews/
2018 © Kontan.co.id All rights reserved