Dubes RI Ungkap Kenapa Banyak WNI Terjebak Kerja di Pusat Scam Kamboja


Rabu, 05 November 2025 | 21:07 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Tren keterlibatan anak muda Indonesia dalam jaringan penipuan online atau daring (scam) di luar negeri semakin memprihatinkan.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Santo Darmosumarto, mengungkapkan bahwa sebagian generasi muda kini menganggap bekerja di jaringan tersebut sebagai hal biasa.

Pernyataan itu disampaikan setelah sejumlah kasus terbaru terungkap di Kamboja dan Myanmar. Pada pekan lalu, terjadi kericuhan di Kota Chrey Thum, Provinsi Kandal, Kamboja, yang melibatkan 110 WNI.

Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari pusat penipuan daring. Sementara di Myawaddy, Myanmar, 75 WNI kabur dari lokasi serupa usai mendengar kabar akan ada penggerebekan militer.

Menurut data Kementerian Luar Negeri Indonesia, lebih dari 10.000 WNI menjadi korban penipuan daring di 10 negara sejak 2020 hingga kini. Sekitar 1.500 di antaranya dikategorikan sebagai korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Santo menjelaskan, pihaknya menghadapi tantangan dalam menangani apa yang disebutnya sebagai korban kambuhan, yakni WNI yang sebelumnya pernah menjadi korban penipuan daring lalu kembali bekerja di jaringan serupa.

Mereka masuk kategori person of interest sehingga mendapat perhatian khusus. Person of interest adalah orang yang mungkin terlibat dalam kasus, tetapi belum didakwa dengan kejahatan apa pun.

Ia menambahkan, otoritas Kamboja juga melarang mereka kembali ke negara itu setidaknya selama tiga tahun setelah dipulangkan ke Indonesia.

Namun, menurutnya, masih ada celah yang dimanfaatkan sebagian orang untuk kembali masuk. Santo memaparkan, setidaknya ada tiga kelompok WNI yang terjerat jaringan penipuan daring.

Pertama, mereka yang sama sekali tidak tahu bahwa akan bekerja di jaringan kejahatan. Kedua, mereka yang menganggapnya sebagai ajang coba-coba.

Sedangkan yang ketiga, mereka yang sadar sepenuhnya terlibat dalam praktik ilegal tersebut.

Modus penipuan daring umumnya dilakukan melalui media sosial, dengan pelaku yang berpura-pura menawarkan pekerjaan berpenghasilan tinggi, peluang investasi, hingga janji mendapatkan jodoh.

Akan tetapi, setelah korban percaya dan mentransfer sejumlah uang, pelaku kemudian menghilang tanpa jejak.

Pusat-pusat penipuan biasanya mempekerjakan penutur asli dari berbagai negara, termasuk Indonesia, agar lebih mudah meyakinkan korban.

Perekrutan pekerja pun dilakukan melalui tipu daya serupa, yakni dengan iming-iming gaji tinggi di bidang teknologi informasi atau layanan pelanggan.

KBRI Phnom Penh mencatat lonjakan signifikan kasus WNI bermasalah di Kamboja. Sepanjang Januari–September 2025, ada 4.030 kasus yang ditangani, meningkat 73 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

Dari jumlah tersebut, 3.323 kasus terkait sindikat penipuan daring. Meski begitu, jumlah WNI yang bekerja resmi di Kamboja juga tidak sedikit.

KBRI mencatat 167.000 kedatangan WNI di negara itu, dengan 131.000 di antaranya telah mengurus visa tinggal selama tiga bulan. Adapun mereka atau WNI sebagian besar bekerja di sektor restoran, hotel, kasino, dan kasino daring.

#kontan #kontannews #kontantv #wni #kerja #kamboja #scam #penipuan #daring


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved