Mengapa Harga Emas Antam Naik dan Turun? Ini Penjelasannya


Selasa, 04 November 2025 | 08:12 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau emas Antam kembali menjadi sorotan publik.

Dalam dua bulan terakhir, logam mulia ini mencatat fluktuasi harga yang cukup tajam. Bahkan, harga emas menembus rekor baru sepanjang tahun sebelum akhirnya terkoreksi di akhir Oktober 2025.

Sepanjang September hingga Oktober 2025, harga emas Antam bergerak aktif. Pada 9 September 2025, misalnya, harga emas Antam berada di level Rp 2.086.000 per gram.

Kemudian, harga emas Antam sempat turun menjadi Rp 2.088.000 per gram pada 12 September 2025, lalu terkoreksi lagi ke Rp 2.171.000 pada 25 September 2025. Memasuki Oktober 2025, tren berbalik arah.

Pada 1 Oktober 2025, harga emas Antam menembus Rp 2.237.000 per gram, naik menjadi Rp 2.284.000 pada 7 Oktober 2025.

Kemudian, harga emas Antam mencapai Rp 2.383.000 per gram pada 15 Oktober 2025. Ini merupakan rekor tertinggi saat itu.

Rekor tertinggi harga emas Antam sepanjang sejarah terjadi pada 16 Oktober 2025 lalu.

Harga emas Antam mencapai Rp 2.407.000 per gram. Namun menjelang akhir bulan, yakni pada 28 Oktober 2025, harga emas Antam terkoreksi ke kisaran Rp 2.280.000 per gram.

Naik-turunnya harga emas Antam ini bukan tanpa sebab. Ada sejumlah faktor global dan domestik yang saling berkaitan dan memengaruhi pergerakan harga emas Antam.

Pertama, faktor global, yakni dollar AS, suku bunga, dan ketidakpastian dunia.

Harga emas Antam sangat dipengaruhi oleh harga emas dunia yang diperdagangkan di pasar internasional dalam satuan dollar AS.

Oleh karena itu, setiap perubahan nilai dolar langsung berdampak terhadap harga logam mulia ini. Harga emas dunia bergerak naik seiring kondisi dollar A-S melemah dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah A-S.

Ketika dollar A-S melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor luar negeri, sehingga permintaan meningkat dan harga terdorong naik.

Sebaliknya, penguatan dollar AS atau kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dapat menekan harga emas.

Selain faktor mata uang, ketidakpastian global juga berperan besar. Ketegangan geopolitik, risiko resesi, hingga perlambatan ekonomi di negara besar seperti China membuat investor beralih ke emas sebagai aset aman (safe haven).

Ketika pasar takut, orang beralih ke emas. Begitu kondisi membaik, minat terhadap emas mulai berkurang.

Kebijakan The Fed dan ekspektasi pasar juga turut mempengaruhi harga emas.

Setiap kali The Fed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga, maka harga emas biasanya naik karena aset tanpa bunga seperti emas menjadi lebih menarik.

Ketika ekspektasi pemangkasan bunga The Fed meningkat, maka ini mendorong harga emas terkerek naik.

Sebaliknya, ketika pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga, harga emas cenderung melemah.

Hal ini tercermin pada pergerakan Oktober 2025, ketika komentar pejabat The Fed tentang perlunya kebijakan ketat sempat menekan harga global sebelum akhirnya kembali menguat karena data inflasi yang melandai.

Kedua, faktor domestik yakni nilai tukar rupiah dan permintaan lokal.

Di dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi penentu penting harga emas Antam dalam rupiah. Apabila rupiah melemah, maka harga emas Antam akan ikut naik, bahkan melebihi kenaikan harga global.

Sebaliknya, penguatan rupiah bisa menahan atau menurunkan harga jual logam mulia ini.

Selain faktor kurs, permintaan lokal juga memainkan peran. Menjelang Ramadan atau Lebaran, permintaan emas untuk kebutuhan investasi, mahar, maupun hadiah meningkat.

Momentum tersebut kerap mendorong harga emas Antam naik sementara waktu karena kenaikan permintaan domestik.

#kontantv #kontan #kontannews #hargaemas #anta
________________________________________


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved