Neraca Dagang AS – Indonesia Defisit Sejak 2020, jadi Faktor RI Kena Tarif 32%?


Senin, 07 April 2025 | 09:34 WIB | dilihat
KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut neraca dagang Amerika Selatan (AS) dengan Indonesia langganan defisit dalam kurun waktu lima tahun belakangan.

Dalam laporannya, sepanjang periode 2020 – 2024 defisit perdagangan AS dengan Indonesia paling dalam sempat terjadi pada tahun 2022. Di mana, kala itu AS membukukan defisit sebesar US$ 27,3 miliar.

Kemudian, pada 2020 neraca dagang AS dengan Indonesia defisit US$ 13,9 miliar, dan 2021 defisit US$ 19,6 miliar.

Selanjutnya, pada 2023 neraca dagang AS dengan Indonesia defisit US$ 18,2 miliar. Terakhir, sepanjang 2024 neraca dagang Amerika dengan Indonesia defisit sebesar US$ 19,3 miliar.

Hal itu disinyalir menjadi salah satu faktor Presiden AS Donald Trump melakukan pengenaan tarif timbal balik (resiprokal) ke Indonesia sebesar 32%.

Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef, Ahmad Heri Firdaus menjelaskan, tarif resiprokal adalah tarif atau pajak yang dikenakan oleh suatu negara terhadap barang impor dari negara lain sebagai bentuk timbal balik atas tarif yang sebelumnya dikenakan oleh negara tersebut pada barang ekspor dari negara asal.

Adapun, tarif resiprokal yang dikenakan oleh Indonesia terhadap produk AS lebih rendah dari yang dikenakan AS ke produk Indonesia.

Untuk diketahui, Trump resmi menaikkan tarif timbal balik ke sejumlah negara mitra dagang pada 2 April 2025 waktu setempat.

Rinciannya, China sebesar 34%, Uni Eropa 20%, Kamboja 49%, Vietnam 46%, Sri Lanka 44%, Bangladesh 37%, Thailand 36%, Taiwan 32% serta Indonesia sebesar 32%.

#kontantv #kontan #kontannews #neraca #dagang #amerika #indonesia #tarif #impor #donaldtrump
_____________________
Instagram: https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook: https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter: https://www.twitter.com/kontannews/

Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved