KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Banjir besar melanda sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Ketiga negara itu dterpa banjir dahsyat dalam beberapa hari terakhir yang menewaskan puluhan orang dan memutus akses ke banyak permukiman.
Di Indonesia, korban tewas akibat banjir dan longsor di Sumatera Utara bertambah menjadi 19 orang. Puluhan orang masih dinyatakan hilang setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras selama beberapa hari.
Sejumlah akses jalan menuju daerah terdampak tertutup material longsor dan puing, sementara jaringan komunikasi serta aliran listrik ikut terputus.
Hujan lebat juga memicu banjir di Aceh dan memaksa ribuan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Jalan raya utama di wilayah tersebut tak bisa dilalui, sebagaimana dilansir AFP.
Tingginya curah hujan juga memicu banjir besar di Thailand selatan, terutama di Kota Hat Yai, yang berada dekat perbatasan dengan Malaysia.
Sejumlah distrik di Hat Yai terendam banjir hingga memaksa warga naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri.
Otoritas Thailand pada Rabu (26/11/2025) melaporkan 33 orang tewas akibat banjir di tujuh provinsi selatan.
Pada Kamis (27/11/2025), genangan air di pusat Hat Yai mulai surut. Namun, sebagian warga mengaku belum bisa kembali ke rumah mereka.
Banyak warga kehilangan rumah dan mata pencaharian akibat banjir yang mulai melanda Thailand sejak pekan lalu.
Pemerintah Thailand mengumumkan paket kompensasi bagi keluarga terdampak sekitar 280 dollar AS per rumah tangga pada pekan ini.
Banjir juga menerjang Malaysia. Di seberang perbatasan, pasukan Pertahanan Sipil Malaysia menggunakan perahu untuk mengevakuasi warga lanjut usia atau orang dengan kondisi lemah yang terjebak di rumah-rumah mereka di Kota Kangar, Negara Bagian Perlis.
Banjir di Malaysia menewaskan dua orang sejauh ini, sementara otoritas setempat memperingatkan potensi hujan lebat susulan dalam beberapa hari ke depan.
Menurut Renard Siew, penasihat perubahan iklim di Centre for Governance and Political Studies yang berbasis di Kuala Lumpur, frekuensi banjir di wilayah Malaysia utara meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Dia menyebut bahwa urbanisasi, sistem drainase yang buruk, dan deforestasi sebagai beberapa faktor yang memperburuk kondisi tersebut.
Wilayah Asia Tenggara saat ini memasuki puncak musim monsun tahunan. Sejumlah ilmuwan menunjukkan bahwa perubahan iklim memicu hujan yang lebih intens karena atmosfer yang lebih hangat mampu menahan lebih banyak uap air.
Lautan yang semakin hangat juga menjadi pemicu terbentuknya sistem badai yang lebih kuat dan membawa curah hujan lebih besar.
#kontantv #kontan #kontannews
________________________________________