Trump Pangkas Tarif Malaysia & Vietnam Jadi Nol Persen, Ekspor RI Terancam!


Rabu, 29 Oktober 2025 | 08:01 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melakukan manuver dalam agenda negosiasi dagang.

Kali ini, Trump berpotensi memberikan tarif nol persen untuk sejumlah barang dari empat negara di Asia Tenggara. Keempat negara tersebut adalah Malaysia, Thailand, Kamboja dan Vietnam.

Sebelumnya Trump mengenakan tarif resiprokal 19 persen untuk Malaysia, Thailand dan Kamboja. Sementara Vietnam terkena tarif 20 persen. Kebijakan tarif itu diatur dalam Perintah Eksekutif 14346 tanggal 5 September 2025.

Namun pada Minggu (26/10/2025) lalu, White House menyampaikan bahwa pemerintah AS akan mengidentifikasi produk-produk dari daftar yang tercantum dalam Lampiran III Perintah Eksekutif 14346.

Hal ini terkait dengan potensi penyesuaian tarif bagi mitra sejajar (aligned partners) untuk menerima tarif resiprokal nol persen.

Aksi Trump ini menarik perhatian dari pelaku industri di Indonesia. Sebab, perbedaan tarif antara Indonesia dengan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara bisa mengubah peta dan kompetisi ekspor produk ke pasar Negeri Paman Sam.

Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anne Patricia Sutanto melihat penyesuaian tarif resiprokal AS terhadap Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Kamboja, menunjukkan arah kebijakan dagang yang semakin selektif dan berbasis kepentingan strategis.

Langkah ini bisa membuka babak baru dalam dinamika persaingan ekspor di kawasan.

Secara makro, Anne mengungkapkan, eksposur Indonesia terhadap perekonomian AS dan global relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga.

Nilai ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 10 persen atau sekitar 26 miliar dollar AS dari total ekspor sebesar 238 miliar dollar AS.

Namun jika dilihat secara mendalam, kebijakan tarif resiprokal AS berpotensi berdampak cukup besar pada sejumlah sektor.

Anne menyoroti industri padat karya seperti pakaian dan aksesori pakaian (rajutan), furnitur, dan alas kaki. Sebab, barang-barang hasil industri padat karya banyak yang bergantung kepada pasar AS.

Sebagai gambaran, 61 persen ekspor pakaian dan aksesori pakaian (rajutan) ditujukan ke pasar AS. Selain itu, ada produk furnitur dan lampu (59 persen), olahan ikan dan krustasea (56 persen), barang kulit (56 persen), pakaian bukan rajutan (49 persen), mainan dan perlengkapan olahraga (45 persen), serta alas kaki (33 persen).

Anne mengingatkan ada potensi tekanan kompetitif yang perlu diantisipasi dengan negara pesaing seperti Vietnam dan Kamboja. Kedua negara ini bersaing dengan Indonesia pada sejumlah produk industri padat karya, seperti pakaian dan aksesori hingga alas kaki.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur turut menyoroti tantangan bagi produsen dan eksportir Indonesia jika negara pesaing mendapatkan tarif yang lebih rendah, bahkan berpotensi nol persen.

#kontantv #kontan #kontannews
________________________________________


Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved