Xi Jinping Absen Untuk Pertama Kalinya di KTT BRICS 2025. Kenapa?


Jumat, 04 Juli 2025 | 09:39 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Presiden China Xi Jinping dipastikan tidak akan menghadiri KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, yang dibuka pada Minggu 6 Juli 2025.

Sejak menjabat pada 2012, ini adalah kali pertama Xi absen dari forum tahunan para pemimpin BRICS, kelompok ekonomi negara berkembang yang kian dianggap sebagai tandingan kekuatan Barat.

Absennya Xi dalam forum KTT BRICS ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Selasa 1 Juli 2025.

Hal ini memicu spekulasi luas mengenai prioritas diplomatik Beijing dan bagaimana ketidakhadiran tersebut dapat memengaruhi arah BRICS di tengah upaya ekspansi dan reformasi global.

Oliver Stuenkel, profesor hubungan internasional di Fundacao Getulio Vargas (FGV), sebuah lembaga kajian di Brasil mengatakan, China sangat penting bagi BRICS, sehingga keputusan untuk tidak hadir pasti berdampak negatif terhadap pertemuan ini.

Meskipun tidak dijelaskan secara gamblang oleh otoritas China, sejumlah analis meyakini bahwa alasan utama ketidakhadiran Xi adalah tekanan domestik, mulai dari krisis properti berkepanjangan, konsumsi yang lesu, hingga ancaman tarif baru dari Amerika Serikat.

Chong Ja Ian, profesor di Departemen Ilmu Politik, National University of Singapore melihat, ketidakhadiran Xi menunjukkan adanya prioritas domestik yang lebih mendesak, dan kemungkinan penilaian bahwa KTT BRICS kali ini tidak akan menghasilkan terobosan besar bagi China.

China juga sedang menyusun Rencana Lima Tahun ke-15 yang akan berlaku mulai 2026. Menurut laporan Xinhua, Partai Komunis China telah memulai konsultasi publik daring dan menyusun proposal strategis sejak Mei lalu.

Sumber diplomatik China menyatakan, perjalanan ke Brasil memakan waktu lebih dari sehari. Setelah Xi bertemu Presiden Brasil Lula dua kali dalam setahun terakhir, bisa jadi ia menilai pertemuan kali ini tak terlalu mendesak.

Kehadiran Xi selama ini menjadi wajah sentral di BRICS.

China menyumbang sekitar 60 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) BRICS dan menjadi mitra dagang terbesar bagi mayoritas anggota BRICS yang kini berjumlah 11 negara setelah bergabungnya Indonesia pada awal 2025 ini.

Ketidakhadiran Xi bakal membuat China kesulitan untuk secara aktif mempromosikan agendanya.

Delegasi China memiliki kapasitas yang jauh lebih terbatas untuk berdiskusi langsung dengan kepala negara lain.

Namun, banyak pengamat meyakini bahwa BRICS tetap menjadi prioritas strategis bagi Beijing.

Einar Tangen, peneliti senior di Taihe Institute, think tank asal China berpendapat, China memandang BRICS sebagai batu penjuru tatanan dunia baru yang memberi negara-negara jalan keluar dari dominasi Barat melalui otonomi strategis dan kedaulatan finansial.

Beberapa pengamat juga menilai bahwa ketidakhadiran Xi menunjukkan kepercayaan diri Beijing terhadap arah dan stabilitas organisasi ini.

Gabriel Huland dari Universitas Nottingham Ningbo mengatakan, China merasa BRICS cukup stabil dan bergerak ke arah yang sudah mereka pandu dengan percaya diri.

Selain Xi, Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan juga absen dalam KTT BRICS kali ini karena adanya risiko penangkapan berdasarkan surat perintah Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Dengan demikian, perhatian publik bakal beralih ke pemimpin lain, termasuk Perdana Menteri India Narendra Modi.

Dengan hanya dua dari empat pendiri BRICS asli yang hadir langsung, yakni India dan Brasil, Modi disebut bakal memainkan peran penting dalam dinamika KTT tahun ini.

Tanpa kehadiran Xi dan Putin, KTT BRICS tetap mengusung agenda penting bagi anggotanya, yakni reformasi lembaga internasional, pendanaan iklim, dan penguatan sistem keuangan alternatif dari dominasi dolar AS.

China dan Rusia telah lama mendorong pengurangan ketergantungan terhadap dolar, bahkan mendukung usulan mata uang bersama BRICS.

#kontantv #kontan #kontannews #ktt #brics #2025 #xijinping #riodejaneiro
____________________


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved