KONTAN -
https://www.kontan.co.id/
Kanselir Jerman Olaf Scholz kembali menegaskan penolakannya untuk menyuplai rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina. Langkah ini menempatkan Jerman di jalur berbeda dengan Amerika Serikat, yang baru saja memberi lampu hijau penggunaan rudal ATACMS oleh Ukraina.
Scholz beralasan, mengirimkan rudal Taurus ke Ukraina dapat menyeret Jerman lebih dalam ke konflik, menjadikannya pihak langsung dalam perang. Pendekatan ini mengundang kritik tajam dari mitra koalisi pemerintahannya dan beberapa tokoh oposisi.
Boris Pistorius, Menteri Pertahanan Jerman, menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengubah keputusan Jerman saat ini. Sebaliknya, Jerman fokus pada penyediaan teknologi militer seperti 4.000 drone berbasis AI.
Langkah Amerika yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal ATACMS memicu reaksi keras dari Rusia. Moskow memperingatkan bahwa serangan jarak jauh ke wilayahnya bisa memicu perang langsung antara NATO dan Rusia.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, dan anggota parlemen dari Partai Demokrat Bebas mendesak Scholz untuk mempertimbangkan ulang kebijakan ini. Namun, Kanselir Scholz tetap kukuh pada pendiriannya.
Ketegangan politik di Jerman terus meningkat. Koalisi pemerintahan Scholz yang sempat runtuh kini menghadapi tekanan menjelang pemilu federal yang kemungkinan diadakan pada awal 2025.
Dengan situasi yang terus berkembang, dunia kini menanti bagaimana Jerman akan mengambil langkah berikutnya di tengah konflik yang memanas.
#kontantv #kontan #kontannews #jerman #amerika #rudal #atacms #joebiden #olafscholz
_____________________
Instagram:
https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook:
https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter:
https://www.twitter.com/kontannews/