Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka opsi untuk menambah utang baru, apabila defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 melebar dari yang ditargetkan 2,52% dari produk domestik bruto (PDB).
Kepala Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Muhammad Rizal Taufikurahman menilai, pernyataan Menteri Keuangan tersebut sebagai bentuk peringatan awal atas potensi tekanan fiskal yang lebih besar di sisa tahun ini.