KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Pasar mobil nasional terus merosot di tengah pelemahan daya beli masyarakat.
Total penjualan mobil di paruh pertama tahun 2025 tercatat sebanyak 374.741 unit atau turun 8,60% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencatat penjualan sebanyak 410.020 unit.
Di tengah lesunya pasar, kalangan produsen otomotif kini gencar memotong harga besar-besaran demi memacu penjualan.
Beberapa produsen, terutama dari China bahkan berani menawarkan di level harga Low Cost Green Car (LCGC).
Dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang sekarang masih berlangsung, beberapa pabrik mobil listrik China ada yang memotong harga hingga rarusan juta rupiah.
Yohannes M. Pasaribu, pengamat otomotif dari ITB menyatakan, strategi agresif ini tidak lepas dari kondisi kelebihan produksi (overproduction) yang tengah dialami industri otomotif di China.
Dengan kapasitas manufaktur raksasa dan efisiensi teknologi tinggi, produsen dari Negeri Tirai Bambu mampu menekan harga jual tanpa mengorbankan fitur atau tampilan.
Pengamat otomotif James Luhulima menilai, dampak perang harga mobil China sudah mulai terasa. Salah satunya adalah pergeseran dominasi merek Jepang ke Tiongkok, terutama di segmen kendaraan listrik dan hybrid.
Persoalan lain yang memperburuk situasi adalah ketidakseimbangan antara harga mobil yang terus naik dan daya beli masyarakat yang stagnan.
Yohannes menyoroti bahwa sejak 2013 harga mobil naik sekitar 7% per tahun, namun pendapatan rata-rata masyarakat hanya naik 3%.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, juga menyinggung mahalnya struktur pajak kendaraan di Indonesia. Ia mencontohkan Toyota Avanza yang diproduksi di Indonesia, namun lebih murah saat dijual di Malaysia.
Menurut Kukuh, harga mobil dari pabrikan yang dibanderol Rp 100 juta bisa naik menjadi Rp 150 juta karena beban pajak.
Itu sebebnya harga mobil semakin sulit dijangkau masyarakat.
#kontantv #kontan #kontannews #giias #2025 #perang #harga #mobi
________________________________________