KONTAN -
https://www.kontan.co.id/
Seiring terjadinya gejolak pasar dan tekanan politik, Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu (9/4/2025) menarik kembali kebijakannya untuk mengenakan tarif "timbal balik" yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan pada impor dari mitra dagang utama seperti Jepang dan Uni Eropa.
Melansir Yahoo News, Trump mengumumkan "JEDA 90 hari" dengan tarif yang jauh lebih rendah sebesar 10% untuk sebagian besar negara sebagai gantinya.
Namun Trump dengan tegas membantah adanya keringanan apa pun untuk China, ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sebaliknya, presiden bersikeras lewat Truth Social miliknya bahwa ia akan menaikkan tarif yang dikenakan kepada China menjadi 125%.
Menurut Trump, tarif ini akan berlaku segera karena kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia.
"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain, tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," tambah Trump.
Mengapa Trump bersikap keras terhadap China?
China adalah sumber utama fentanil (dan bahan baku fentanil) yang diselundupkan ke AS. Namun, ini bukan hanya tentang fentanil.
Trump telah lama bersikeras bahwa Amerika sedang "diperas" oleh negara-negara asing.
Dan bahwa tarif universal akan menyeimbangkan persaingan dengan memberi insentif kepada perusahaan untuk mempertahankan pekerja Amerika dan meningkatkan manufaktur AS.
Ia juga mengecam defisit perdagangan dan berjanji bahwa tarif akan menyeimbangkannya.
Sekutu Trump setuju bahwa Tiongkok adalah "pelanggar" terburuk di kedua sisi.
Berbeda dengan Trump, ketidakseimbangan perdagangan antara masing-masing negara biasanya lebih mencerminkan aliran alami barang dan jasa daripada praktik yang tidak adil.
#kontantv #kontan #kontannews #donaldtrump #tarif #impor #amerika #china
_____________________
Instagram:
https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook:
https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter:
https://www.twitter.com/kontannews/