Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 781,87 Triliun di 2026, Tertinggi Pasca Pandemi


Kamis, 21 Agustus 2025 | 17:00 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Dalam buku Nota Keuangan RAPBN 2026, Pemerintah berencana menarik utang baru dengan senilai Rp 781,87 triliun.

Pembiayaan utang pada tahun depan ditujukan untuk menutup defisit anggaran yang ditargetkan sebesar Rp 638,8 triliun, setara 2,48% dari produk domestik bruto (PDB).

Jumlah penerbitan utang baru tersebut tergolong tinggi. Dibandingkan lima tahun terakhir, pembiayaan utang 2026 merupakan tertinggi kedua setelah besaran penarikan utang pada masa pandemi Covid-19 pada tahun 2021 sebesar Rp 870,5 triliun.

Penarikan utang tahun depan mayoritas akan dilakukan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) yang mencapai Rp 749,2 triliun, dengan asumsi suku bunga SBN 10 tahun ditetapkan 6,9% dalam RAPBN 2026.

Penerbitan SBN tersebut meningkat 28,05% dibanding outlook 2025 yang sebesar Rp 585,1 triliun.

Sedangkan Rp 32,7 triliun sisanya, berupa pinjaman. Angka tersebut turun signifikan mencapai 74,92% dibanding outlook tahun ini yang sebesar Rp 130,4 triliun.

Besarnya penerbitan utang pemerintah pada tahun depan, membawa sejumlah risiko yang perlu dicermati. Tidak hanya risiko bagi anggaran, termasuk pasar keuangan domestik.

Chief Economist Pefindo, Suhindarto menilai, rencana pemerintah menarik utang baru dalam jumlah besar lewat obligasi mengandung sejumlah risiko.

Pertama, rasio utang terhadap PDB diperkirakan naik jadi 40,7% dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dari 2024 yang sebesar 40,2% PDB.

Meski level itu masih lebih rendah dari rerata negara dengan peringkat BBB yang sebesar 57,2%, hal ini perlu diwaspadai karena kenaikan utang lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi.

Kedua, beban bunga utang akan meningkat. Tanpa diiringi kemampuan mengumpulkan penerimaan, terutama pajak, kemampuan pemerintah dalam membayar bunga akan menurun.

Alhasil, rasio beban bunga terhadap pendapatan pemerintah bisa mencapai 14,6% pada 2026, lebih tinggi dari rerata negara dengan peringkat BBB yang sebesar 8,97%.

Ketiga, potensi tarik menarik dana alias crowding out. Penerbitan SBN besar-besaran bisa menyerap likuiditas pasar sehingga menekan sektor swasta dan mendorong suku bunga lebih tinggi.

#kontantv #kontan #kontannews #utangnegara #indonesia #202
________________________________________


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved