KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Pemerintah menawarkan peluang investasi proyek tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) ke sejumlah negara, termasuk China.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, proyek yang membentang di pesisir utara Pulau Jawa ini akan dibangun dalam beberapa tahapan atau fase.
Nantinya, fase-fase proyek Giant Sea Wall akan ditawarkan ke beberapa negara sebagai peluang kerja sama pendanaan maupun investasi.
Selain China, proyek ini juga ditawarkan ke Korea, Jepang, dan negara Eropa.
Airlangga mengungkapkan, proyek ini merupakan salah satu proyek unggulan Presiden Prabowo Subianto karena akan melindungi masyarakat pesisir dari dampak perubahan iklim.
Proyek Giant Sea Wall ini ditaksir bakal menelan biaya sekitar 80 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.298 triliun.
Untuk mempercepat realisasi proyek ini, Prabowo telah mengumumkan pembentukan Badan Otorita Pengelola Pantura untuk merancang, membangun, sekaligus mengelola proyek tanggul laut utara Jawa.
Keberadaan badan ini difungsikan agar mempercepat penanganan rob sekaligus melindungi jutaan warga yang bermukim di pesisir pantai utara Jawa.
Sebagai informasi, proyek Giant Sea Wall masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) baru.
Hal itu tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029, yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto pada 10 Februari 2025.
Di dalam beleid tersebut, Prabowo menetapkan daftar indikasi PSN 2025-2029 dengan jumlah sebanyak 77 PSN.
Jumlah itu meliputi 29 PSN baru dan 48 PSN carry over (lanjutan).
Sebelumnya, Prabowo menjelaskan, proyek yang telah direncanakan sejak 30 tahun ini merupakan infrastruktur vital yang harus segera diselesaikan.
Dia bertekad proyek ini akan dimulai di era pemerintahannya dan sebisa mungkin dapat dia selesaikan pembangunannya.
Badan Otorita Pengelola Pantai Utara (Pantura) Jawa dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama-sama menggodok desain proyek tanggul laut raksasa itu.
Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti mengatakan, kelanjutan proyek jumbo sebagai pengaman pantura dari kenaikan muka air laut ini masih menunggu arahan badan otorita yang baru dibentuk.
Seperti diketahui, Jakarta menghadapi kondisi unik yang disebut double exposure. Dari bawah, tanah Jakarta turun 10 cm–25 cm per tahun akibat ekstraksi air tanah. Dari atas, kenaikan permukaan laut global memperburuk risiko banjir.
Jika dibiarkan, sebagian besar Jakarta Utara dapat tenggelam pada tahun 2050.
Kerugian ekonomi dari banjir rob saat ini sudah menembus US$ 300 juta per tahun dan berpotensi meningkat dua kali lipat dalam dua dekade.
Mengingat Jakarta menyumbang 17% produk domestik bruto (PDB), stabilitas ekonomi Indonesia sangat terikat pada keberhasilan melindungi kota ini.
#kontantv #kontan #kontannews #giantseawall #tanggul #laut #jakarta #prabowosubianto
____________________