Beda Data Produksi Minyak Versi ESDM dan SKK Migas, Bahlil Klaim Data Lebih Tinggi


Kamis, 14 Agustus 2025 | 15:30 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Data produksi minyak bumi nasional sepanjang semester I-2025 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapat sorotan publik.

Pasalnya, data tersebut berbeda jauh dengan data yang dirilis Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Kementerian ESDM melaporkan, rata-rata produksi minyak bumi nasional pada semester I-2025 mencapai 602.400 barel per hari (bph), atau 99,5% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang sebesar 605.000 bph.

Pada Juni 2025, produksi bahkan menembus 608.100 bph atau 100,5% dari target.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, tren produksi minyak bumi terus meningkat dari 599.6000 bph pada Januari menjadi 608.100 bph pada Juni.

Menurut dia, keberhasilan ini menjadi modal penting untuk mencapai target lifting minyak 2025 sebesar 605.000 barel per hari.

Melihat pencapaian hingga semester I 2025, ia pun optimistis bisa mencapai target lifting tahun ini.

Namun, SKK Migas mencatatkan angka berbeda.

Berdasarkan data SKK Migas yang dilaporkan pada 21 Juli 2025, produksi minyak hingga Juni tahun ini sebesar 579.300 bph, dengan lifting minyak bumi 578.000 bph atau 95,5% dari target lifting 2025 sebesar 605.000 bph.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menegaskan, sebetulnya tidak ada perbedaan data antara Kementerian ESDM dan SKK Migas.

Menurut Hudi, data Kementerian ESDM berasal dari SKK Migas.

Saat dilaporkan oleh Bahlil, data tersebut sudah termasuk kondensat dan natural gas liquids (NGL).

Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Hadi Ismoyo menyarankan sebaiknya sebelum membuat laporan ke Presiden, semua data diverifikasi dulu di SKK Migas pada working level yang memegang data setiap hari.

Pengamat ekonomi energi Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti menilai, SKK Migas mengetahui lebih detail informasi terkini dari kinerja ladang minyak, termasuk unplanned shutdown akibat harga minyak terlalu rendah, kendala perizinan atau keterlambatan komponen impor.

Misinformasi ini menyebabkan adanya gap antara kondisi riil di lapangan yang diketahui SKK Migas dan Kementerian ESDM.

#kontantv #kontan #kontannews #produksi #listing #minyak #migas #esdm #skkmigas
____________________


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved