KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Indonesia menyatakan, keputusan lanjutan dari dihentikan sementara produksi stainless steel terbesar dunia, Tsingshan Holding Group Co di Indonesia berada di tangan Kementerian Perindustrian.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara ESDM, Tri Winarno mengungkapkan, masuknya Tsingshan ke Indonesia menggunakan Izin Usaha Industri dengan tujuan membuat smelter pengolahan nikel, dimana izinnya berada di Kemenperin.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengakui belum mendengar terkait keputusan Tsingshan menghentikan produksi di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park, Sulawesi.
Dari sisi penambang, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia mengungkap bahwa anjloknya harga nikel tahun ini membuat banyak smelter nikel mengoreksi target produksi mereka.
Sepanjang tahun 2025, harga nikel di bursa metal London Metal Exchange mengalami tekanan yang cukup besar. Harganya terkoreksi di kisaran US$ 15.000 per ton. Padahal, di tahun 2023 lalu, harga nikel menembus angka US$ 30.000 perton.
#kontan #kontantv #kontannews
Mineral #Tambang #Nikel #Metal