KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan memanggil delapan perusahaan di Sumatera Utara (Sumut) yang diduga menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono mengatakan, pemanggilan tersebut dilakukan untuk memastikan kelengkapan izin lingkungan usaha kedelapan perusahaan itu.
Selain itu, KLH akan menganalisa perusahaan secara menyeluruh termasuk terkait kepatuhan pada ketentuan lahan, vegetasi, hingga mengenai pencemaran lingkungan.
Ia menyebut, ada 8 perusahaan di Batang Toru, Sumatera Utara yang akan diundang KLH untuk dilihat apakah perizinan lingkungannya sudah lengkap atau belum. Pemanggilan ini rencananya akan dilakukan minggu depan.
Apabila kemudian ditemukan pelanggaran, maka hasil analisa akan ditindaklanjuti oleh Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum).
Namun, Diaz belum dapat memastikan sanksi yang akan diberikan ke perusahaan jika terbukti melakukan pelanggaran dan menyebabkan bencana di wilayah Sumatera.
Seiring dengan itu, KLH juga tengah menelusuri penyebab bencana di Sumatera Barat dan Aceh.
Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menuding kegiatan usaha yang menyebabkan deforestasi berkontribusi pada bencana banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah di Sumatera pada akhir November 2025.
Walhi mendesak pemerintah mengevaluasi konsesi untuk pertambangan hingga perkebunan agar kejadian serupa tidak berulang.
Direktur Eksekutif Daerah Walhi Sumatera Utara Rianda Purba mengatakan, pihaknya menilai bencana yang memakan ratusan korban jiwa ini disebabkan pula oleh akumulasi kerusakan ekologis yang telah berlangsung puluhan tahun.
Kerusakan ekologis yang dimaksud adalah kerusakan hutan yang dipicu ekspansi investasi dan alih fungsi lahan, baik secara legal maupun ilegal
Perubahan status pada banyak kawasan hutan terjadi setidaknya sejak terbitnya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.579/Menhut-II/2014 pada 24 Juni 2014 tentang Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Utara.
Nah, dari situ kemudian banyak investasi masuk di wilayah ekosistem tersebut.
Menurut catatan Walhi, pengalihan fungsi hutan terjadi di beberapa daerah di Sumatera Utara yang kini terdampak parah akibat bencana banjir dan longsor.
Daerah ini adalah Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per sore 3 Desember 2025 ini, jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, bertambah menjadi 770 orang.
Rinciannya, korban meninggal di Aceh per hari ini ada 277 jiwa, di Sumatera Utara ada 299 jiwa, dan di Sumatera Barat ada 194 jiwa. Sementara korban hilang di Aceh ada 193 jiwa, di Sumatera Utara ada 159 jiwa, dan di Sumatera Barat ada 111 jiwa.
#kontantv #kontan #kontannews
________________________________________