KONTAN -
https://www.kontan.co.id/
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengatakan pada hari Rabu (19/2/2025) bahwa diskusi tentang ketegangan perdagangan bersifat "konstruktif".
Hal ini diungkapkan WTO setelah China menuduh AS memberlakukan "kejutan tarif" yang dapat mengganggu sistem perdagangan global.
Reuters memberitakan, China mengutuk tarif yang diluncurkan atau diancam oleh Presiden AS Donald Trump pada pertemuan WTO pada hari Selasa. Washington menepis komentar China sebagai suatu hal yang munafik.
Trump telah mengumumkan tarif 10% yang menyeluruh pada semua impor China, yang mendorong Beijing untuk menanggapi dengan tarif pembalasan dan mengajukan sengketa WTO terhadap Washington dalam apa yang dapat menjadi ujian awal sikap Trump terhadap lembaga tersebut.
Menurut juru bicara WTO Ismaila Dieng dalam konferensi pers di Jenewa pada hari Rabu, mayoritas dari enam negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan tentang turbulensi perdagangan, yang diajukan oleh Tiongkok, mengemukakan kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan, tetapi juga menyerukan pengendalian diri.
Amerika Serikat, Nikaragua, Namibia, Malaysia, Trinidad dan Tobago, dan Rusia mengambil bagian dalam diskusi tersebut, yang merupakan bagian dari pembicaraan yang lebih luas tentang perdagangan.
"Mayoritas besar menekankan pentingnya menegakkan prinsip dan nilai WTO dan menyerukan tindakan untuk menjaga stabilitas dan efektivitas sistem perdagangan global," jelas Dieng.
Dua sumber perdagangan pada pertemuan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa negara menyatakan kekhawatiran yang mendalam tentang konsekuensi tarif, sementara yang lain mengkritik Tiongkok atas dugaan distorsi pasar.
Ini adalah pertama kalinya ketegangan perdagangan yang meningkat secara resmi dibahas dalam agenda badan pengambil keputusan tertinggi pengawas, Dewan Umum.
"'Kejutan tarif' ini meningkatkan ketidakpastian ekonomi, mengganggu perdagangan global, dan berisiko menimbulkan inflasi domestik, distorsi pasar, atau bahkan resesi global," kata duta besar Tiongkok untuk WTO Li Chenggang.
"Lebih buruk lagi, unilateralisme AS mengancam akan menjungkirbalikkan sistem perdagangan multilateral berbasis aturan," tambahnya.
Sebagai tanggapan, utusan AS David Bisbee menyebut ekonomi Tiongkok sebagai sistem ekonomi nonpasar predator dan menuduhnya melanggar serta menghindari aturan WTO.
#kontantv #kontan #kontannews #wto #tarif #amerika #donaldtrump
_____________________
Instagram:
https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook:
https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter:
https://www.twitter.com/kontannews/