KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Enam proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether atau DME, yang diharapkan dapat menjadi bahan bakar alternatif pengganti Liquefied Petroleum Gas atau LPG, telah resmi diajukan oleh Ketua Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia.
Enam proyek DME ini masuk kedalam sub-proyek hilirisasi sektor minerba dari total 18 proyek hilirisasi yang telah diajukan. Dengan total investasi sebesar US$ 38,63 miliar, atau setara dengan Rp 618,3 triliun.
Proyek DME ini direncanakan akan dibangun di enam daerah potensial Indonesia, yaitu Bulungan di Kalimantan Utara, Kutai Timur di Kalimantan Timur, Kota Baru di Kalimantan Selatan, serta Muara Enim, Pali, dan Banyuasin di Sumatera Selatan.
Indonesia Mining Association menyambut baik proyek-proyek hilirisasi ini, khususnya batubara melalui proses gasifikasi, seperti yang diajukan Bahlil.
Direktur Eksekutif IMA, Hendra Sinadia, mengakui bahwa hilirisasi batubara menjadi DME masih terkendala masalah keekonomian, mulai dari teknologi gasifikasi yang mahal, yang dapat berdampak pada harga produk akhir yang bisa lebih tinggi dari LPG.
Hendra memberi catatan, proyek DME adalah proyek jangka panjang, sehingga tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya. Ia memberi rentang tiga sampai empat tahun, atau jika dimulai sekarang, maka Indonesia bisa merasakan keuntungan DME pada tahun 2030.
Salah satu tantangan lainnya adalah menemukan pasar atau market yang dipastikan dapat menyerap DME. Hendra mengakui, kalangan pengusaha tambang khususnya batubara hingga kini masih kesulitan melihat pasar potensial yang menyerap DME ini.
Hendra meminta keseriusan pemerintah dan Danantara jika ingin melanjutkan proyek ini. Poin-poin tersebut harus sudah well taken by government dan dipetakan, terutama karena Danantara memiliki banyak expert di situ
kontantv #kontan #kontannews #batubara #dme #hilirisasi
________________________________________