KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Amerika Serikat (AS) enggan mengubah tarif impor untuk Indonesia setelah sejumlah upaya negosiasi dilancarkan dalam kurang lebih tiga bulan terakhir.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tetap mengenakan tarif dagang sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia yang masuk AS.
Keputusan itu mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang.
Dengan terbitnya keputusan Trump ini bisa dibilang semua upaya negosiasi pemerintah Indonesia menjadi sia-sia.
Padahal, upaya negosiasi telah dilakukan mulai dari tawaran paket pembelian komoditas dari AS hingga investasi senilai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun (kurs Rp 16.100).
Disinyalir, keputusan Trump itu terkait dengan keikutsertaan Indonesia di kelompok BRICS.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% kepada negara yang berpihak pada kebijakan anti Amerika dari kelompok BRICS.
Kendati demikian, pemerintah Indonesia tetap akan melakukan negosiasi lanjutan sembari menyiapkan strategi baru menghadapi pemerintah A-S.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, pemerintah Indonesia masih memiliki ruang untuk merespons kebijakan tarif impor 32%.
Menurut Haryo, saat ini pemerintah tengah mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk menyiapkan langkah strategis.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan menggelar pertemuan dengan para pejabat pemerintah AS di Washington D.C. untuk membahas langsung keputusan tarif tersebut.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai pada dasarnya keputusan AS dalam menentukan tarif ini memang tidak rasional.
Sebab, Indonesia sudah menunjukkan komitmen untuk memperbaiki neraca perdagangan.
Hanya saja, pemerintah Indonesia memangn belum banyak menawarkan perbaikan konkret terkait iklim investasi. Hal ini bisa menjadi penyebab tawaran Indonesia dalam negosiasi tarif belum cukup menarik bagi A-S.
Meski demikian, Wijayanto menekankan, Indonesia tidak perlu terlalu banyak mengalah dalam proses negosiasi lanjutan yang masih diupayakan pemerintah. Ia menyebut, posisi tawar Indonesia tetap penting, dan harus digunakan secara strategis.
Sebagai langkah alternatif, ia menyarankan agar Indonesia juga memperluas kerja sama dagang dengan negara-negara lain untuk mengurangi ketergantungan terhadap A-S.
Terkait dampak ekonomi, Wijayanto memproyeksikan tarif 32% tetap akan berdampak terhadap ekspor, meski tidak secara masif. Menurutnya, barang-barang ekspor Indonesia, terutama produk padat karya seperti pakaian, bisa mengalami kenaikan harga di tingkat konsumen di A-S.
#kontantv #kontan #kontannews #donaldtrump #tarif #impor #indonesia #amerika #perangdagang
____________________