KONTAN - https://www.kontan.co.id/
Sektor manufaktur Indonesia mengalami tekanan pada Juni 2025. Indeks Manajer Pembelian atau PMI Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global mencatat penurunan menjadi 46,9 dari 47,4 pada bulan sebelumnya.
PMI Manufaktur Indonesia masih berada di bawah ambang batas netral 50,0, menunjukkan sektor ini masih berada dalam fase kontraksi. Ini mencerminkan penurunan lebih lanjut dalam kesehatan sektor produksi barang.
Menurut Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti, penurunan kondisi sektor manufaktur Indonesia semakin cepat pada pertengahan tahun 2025, menjadi tanda kurang baik untuk beberapa bulan ke depan.
Penurunan PMI manufaktur Indonesia pada Juni disebabkan oleh penurunan tajam permintaan atas barang produksi dalam negeri. Permintaan baru menurun selama tiga bulan berturut-turut.
S&P Global mencatat bahwa aktivitas pasar melemah karena klien enggan melakukan pemesanan baru. Penurunan penjualan terutama berasal dari pasar domestik, sementara itu kinerja ekspor relatif stabil.
Produsen Indonesia melaporkan tidak ada perubahan signifikan dalam pesanan ekspor baru. Dengan kondisi tersebut, permintaan mendorong perusahaan menerapkan strategi efisiensi.
Panelis mengaitkan kenaikan terbaru pada beban biaya dengan naiknya harga bahan baku. Namun, tingkat inflasi harga input tercatat sebagai yang terendah sejak Oktober 2020.
Ke depan, tingkat optimisme terhadap output dalam 12 bulan mendatang menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Tingkat kepercayaan diri tercatat sebagai yang terendah sejak Oktober tahun lalu.
Bhatti menambahkan, perusahaan kurang begitu optimistis terhadap perkiraan output. Kepercayaan diri turun ke posisi terendah dalam delapan bulan, di tengah kekhawatiran tentang kondisi perekonomian global dan potensi dampaknya terhadap sektor manufaktur Indonesia.
#kontantv #kontan #kontannews
________________________________________