Permintaan Menurun, Prospek Batubara Indonesia Suram


Kamis, 31 Juli 2025 | 08:59 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Industri batubara Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanan ganda. Penurunan tajam ekspor dan permintaan domestik dari sektor smelter nikel yang mulai mencapai puncaknya, menciptakan tantangan pertumbuhan besar bagi perusahaan-perusahaan tambang.

Batubara merupakan penyumbang devisa ekspor terbesar Indonesia, dengan nilai mencapai US$30,49 miliar pada 2024. Namun, penurunan tajam dari sektor ini dapat berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia.

Permintaan domestik batubara selama ini didorong oleh smelter, khususnya di industri nikel, yang sangat membutuhkan listrik. Namun, permintaan dari sektor ini diperkirakan akan mencapai puncaknya di 84,2 juta ton pada 2026 dan turun menjadi 78,6 juta ton pada 2027.

Di sisi lain, ekspor batubara Indonesia hingga Juni 2025 tercatat turun 12,6% secara volume dibandingkan tahun lalu. Ekspor ke China, pembeli terbesar batubara Indonesia, juga turun 30% pada Juni dibanding tahun lalu.

PLTU captive adalah pembangkit listrik khusus yang melayani kawasan industri, khususnya smelter nikel. Industri smelter nikel Indonesia sebelumnya mendorong lonjakan tiga kali lipat kapasitas PLTU captive menjadi 16,6 gigawatt (GW) pada 2024.

Namun, kombinasi ekspor yang lebih rendah dan melambatnya permintaan dari PLTU captive menekan para produsen batubara. Di saat yang sama, mereka juga menghadapi kenaikan biaya pemerintah dan harga bahan bakar.

Saham lima produsen batubara terbesar Indonesia berdasarkan volume produksi turun antara 1% hingga 18% sepanjang tahun ini.

Pada April lalu, pemerintah Indonesia mengumumkan tarif royalti baru untuk batubara, nikel, dan mineral lain guna mendukung rencana belanja besar Presiden Prabowo.

Beberapa perusahaan mencoba bertahan dengan diversifikasi, namun analis menilai prosesnya masih berjalan lambat. Bukit Asam misalnya, pada Mei mengumumkan rencana investasi US$3,1 miliar untuk membangun pabrik pengolahan batubara menjadi gas alam sintetis.

Produsen kini mempertimbangkan opsi hilirisasi, peluang energi terbarukan, atau investasi pada komoditas alternatif, sebagai upaya untuk menghadapi tantangan yang ada.

#kontantv #kontan #kontannews #batubara #indonesi
________________________________________


Video Terkait

Berita Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved