KONTAN -
https://www.kontan.co.id/
Dalam perkiraan terbarunya, Dana Moneter Internasional, atau IMF, menunjukkan bahwa Rusia diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2% tahun ini.
Angka ini mengejutkan karena melebihi prediksi pertumbuhan negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Jepang.
Rusia, yang telah berada dalam tekanan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat terkait konflik di Ukraina, ternyata mampu mengatasi tantangan tersebut.
Klaim dari Vladimir Putin bahwa perekonomian Rusia dapat bertahan terhadap dampak sanksi dan pembatasan perdagangan, sepertinya mendapat dukungan dari data pertumbuhan ini.
Meskipun banyak perusahaan asing meninggalkan Rusia selama masa konflik, Moskow justru berhasil mengumpulkan dana dari perusahaan-perusahaan yang keluar dan menyita aset senilai US$ 387 juta pada pertengahan Maret.
Di sektor perdagangan energi, Rusia berhasil mempertahankan eksportasi minyak dan komoditas ke pasar-pasar utama seperti India dan China. Langkah ini didukung oleh penolakan Rusia terhadap pembatasan harga minyak yang diajukan negara-negara G-7.
Tidak hanya itu, kerja sama ekonomi antara Rusia dan China menjadi salah satu faktor utama dalam ketahanan ekonomi Rusia terhadap sanksi Barat. Volume perdagangan antara kedua negara melonjak mencapai rekor US$ 240 miliar pada tahun lalu.
Namun, sementara Rusia menunjukkan kekuatan ekonominya, IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk seluruh Eropa dan Inggris tahun ini, dengan Inggris menjadi negara dengan kinerja terlemah kedua di antara kelompok negara-negara maju G7.
#kontantv #kontan #kontannews #rusia #ekonomi #imf #pertumbuhanekonomi
_____________________
Instagram:
https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook:
https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter:
https://www.twitter.com/kontannews/ 
