Pada Selasa, 23 Januari 2024, militer Israel mengalami kekalahan terburuk di Gaza. Pasukan Israel mengepung kota utama Gaza selatan, Khan Younis, dalam upaya mereka untuk melawan gerakan Hamas yang menguasai wilayah tersebut.
Dalam serangan tersebut, 24 tentara Israel tewas akibat tembakan granat peluncur roket atau rocket propelled grenade (RPG) yang mengejutkan mereka. Juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, menjelaskan bahwa tembakan itu meruntuhkan dua bangunan, menewaskan sekelompok tentara.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai salah satu hari tersulit sejak perang dimulai, bersumpah untuk terus berjuang hingga kemenangan mutlak.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut atas nama tentara yang telah mati di Gaza, demi hidup rakyat, kami tidak akan berhenti berjuang hingga kemenangan mutlak.
Sementara itu, lebih dari 100 sandera Israel masih berada di tangan Hamas, menciptakan situasi yang semakin rumit. Meskipun ada laporan mediasi untuk gencatan senjata, pemerintah Israel menegaskan bahwa tujuan perang mereka tidak berubah.
Rute pelarian warga sipil Gaza diblokir, meninggalkan mereka terjebak dalam konflik. Tank-tank Israel menutup jalan keluar, memperumit kondisi kemanusiaan bagi ratusan ribu pengungsi Palestina.
"Saya mencoba berangkat ke Rafah, namun tank-tank tersebut sudah sangat dekat dengan pantai dan menembak ke arah barat."
Sementara itu, upaya mediasi internasional intensif dilakukan untuk mencapai gencatan senjata. Utusan AS sedang berdiskusi aktif dengan pihak terkait, termasuk Qatar dan Mesir.
Meskipun terdapat kemajuan, perbedaan pendapat antara Israel dan Hamas masih menjadi hambatan dalam mencapai kesepakatan permanen untuk mengakhiri perang di Gaza.
Sementara dunia menyaksikan tragedi ini, seruan untuk mencapai perdamaian semakin mendalam. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina dan mendesak upaya bersama menuju solusi yang adil.
#kontantv #israel #palestina #gaza
