Venezuela Sudah Siapkan Taktik Perang Lawan AS, Begini Skenarionya


Jumat, 05 Desember 2025 | 02:15 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Venezuela sudah menyiapkan taktik jika sewaktu-waktu pecah perang melawan Amerika Serikat (AS).

Skenario perang Venezuela terus digodok seiring tekanan militer dari Presiden AS Donald Trump yang terus meningkat terhadap pemerintahan Nicolas Maduro.

Terbaru pada Sabtu (29/12/2025), Trump memerintahkan penutupan wilayah udara Venezuela, termasuk di sekitarnya.

Trump juga berulang kali menyinggung kemungkinan perluasan operasi militer AS terhadap kapal-kapal yang diduga membawa narkoba di kawasan Karibia dan Pasifik.

Operasi itu sendiri telah menewaskan lebih dari 80 orang. Meski sempat dikabarkan berbicara langsung dengan Maduro, termasuk mengenai potensi kunjungan sang Presiden Venezuela ke AS, ketegangan kedua negara belum mereda.

Secara umum, kekuatan militer Venezuela jauh di bawah level militer AS. Sebanyak enam sumber yang mengetahui situasi di Caracas menyebutkan, militer Venezuela melemah akibat minimnya pelatihan, gaji rendah, serta peralatan usang.

Sejak menjabat pada 2013, Maduro memang dikenal memelihara loyalitas militer dengan menempatkan para perwira di berbagai posisi pemerintahan sipil.

Namun, kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa prajurit biasa hanya dibayar sekitar 100 dollar AS (Rp 1,6 juta) per bulan, atau seperlima dari gaji UMR di sana.

Desersi bahkan terjadi di sejumlah unit, dan menurut para sumber, jumlahnya kemungkinan meningkat drastis jika terjadi serangan terbuka dari AS.

Pengalaman utama militer Venezuela dalam beberapa tahun terakhir juga tidak mendukung kesiapan tempur. Mayoritas hanya terlibat pengamanan protes sipil dan demonstrasi jalanan.

Namun demikian, ada delapan juta warga sipil yang dilatih Maduro sebagai milisi.

Tapi jumlah yang benar-benar bisa bertempur, seperti personel intelijen, pendukung partai bersenjata, dan anggota milisi, hanya ribuan.

Dari segi peralatan tempur, Venezuela membeli sekitar 20 unit jet tempur Sukhoi dari Rusia pada awal 2000-an. Namun, armada tersebut dinilai tidak memadai untuk menghadapi kekuatan udara AS seperti pesawat pembom siluman B-2.

Selain itu, persenjataan lain seperti helikopter, tank, dan rudal bahu buatan Rusia dinilai sudah ketinggalan zaman dan tidak berdaya saing cukup di medan tempur modern.

Jika serangan militer benar-benar terjadi, Venezuela sudah menyiapkan dua skenario utama sebagai bentuk perlawanan. Skenario pertama adalah perlawanan gerilya berkepanjangan, dengan lebih dari 280 titik penyebaran unit militer kecil yang bertugas melakukan sabotase dan taktik gerilya lainnya.

Strategi ini sudah disampaikan secara terbuka oleh beberapa pejabat tinggi Venezuela. Maduro bahkan sempat memamerkan rudal Igla buatan Rusia di stasiun televisi pemerintah. Diperkirakan, Venezuela memiliki sekitar 5.000 unit rudal tersebut.

Skenario kedua disebut sebagai anarkisasi. Strategi ini belum diakui secara resmi, tetapi informasi yang beredar menyebutkan, kelompok intel dan simpatisan bersenjata dari partai penguasa akan dikerahkan untuk menciptakan kekacauan di Caracas, sehingga negara menjadi tidak terkendali.

Beberapa organisasi masyarakat sipil, pihak oposisi, serta Pemerintah AS dan negara-negara Amerika Latin menuduh pemerintahan Maduro menjalin hubungan dengan kelompok pengedar narkoba dan pelaku kekerasan.

Namun, Pemerintah Venezuela selalu membantah tuduhan tersebut. Caracas menegaskan bahwa tudingan AS hanyalah dalih untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dan merebut besarnya cadangan minyak Venezuela.

#kontan #kontannews #kontantv


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved