Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia masih terus berlanjut hingga akhir 2025. Data Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) mencatat, hingga Oktober, sudah ada 65.000–70.000 pekerja dari berbagai sektor yang terdampak, baik permanen maupun sementara. PHK masif ini banyak terjadi di sektor digital, manufaktur, dan otomotif, yang sensitif terhadap perlambatan ekonomi global dan dampak adaptasi pasca-pandemi.
Presiden Aspirasi Mirah Sumirat menyoroti kasus PHK di Blibli dan Michelin sebagai bukti nyata tantangan dunia kerja. Ia mendorong pengusaha mencari solusi alternatif seperti pengaturan jam kerja fleksibel, reskilling, dan upskilling, alih-alih melakukan PHK massal. Meskipun ada penyerapan tenaga kerja baru di sektor jasa, logistik, dan ekonomi kreatif, pertumbuhan tersebut belum cukup menutupi tingginya kehilangan pekerjaan. Kondisi ini menunjukkan masih adanya kesenjangan besar di pasar kerja nasional menjelang akhir tahun.
#PHK2025 #LapanganKerja #EkonomiIndonesia #MirahSumirat #Aspirasi #Blibli #Michelin #IndustriDigital #IndustriManufaktur #IndustriOtomotif #PasarKerja #Reskilling #Upskilling #EfisiensiBisnis #EkonomiGlobal #TenagaKerja #Pengangguran #Ketenagakerjaan #DialogSosial #EkonomiKreatif #Logistik #Jasa