PT Pertamina (Persero) tengah melakukan perombakan besar portofolio usahanya dengan melepas sejumlah anak perusahaan yang dinilai tidak lagi berada di jantung bisnis energi perseroan. Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menyebut empat entitas yang dilepas antara lain maskapai PT Pelita Air Service yang mulai beroperasi komersial pada 28 April 2022, Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation, PT Patra Jasa, PertaLife Insurance, dan Tugu Insurance. Selain itu, dua entitas berbasis luar negeri, TRB London dan Pertamina Energy Service Pte. Ltd, juga ditutup sebagai bagian dari reposisi bisnis.
Secara khusus, Pelita Air akan digabungkan dengan PT Garuda Indonesia, sementara di sisi internal Pertamina berencana mengonsolidasikan tiga anak usaha, yaitu Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping, dengan target rampung pada 2026. Langkah perampingan ini diklaim sebagai strategi untuk memfokuskan sumber daya pada bisnis inti minyak dan gas serta pengembangan energi baru dan terbarukan agar kinerja perseroan lebih ramping, efisien, dan memiliki daya saing global. Apakah restrukturisasi besar-besaran ini akan membuat Pertamina semakin lincah di tengah transisi energi dan dinamika industri migas dunia?
#Pertamina #RestrukturisasiPertamina #PelitaAir #GarudaIndonesia #AnakUsahaPertamina #EnergiBaruTerbarukan #Migas #TransformasiBisnis #BUMN #KontanNews