Ketegangan memuncak di Asia Selatan! India dan Pakistan — dua negara bersenjata nuklir — saling melancarkan serangan terhadap instalasi militer masing-masing, Sabtu 10 Mei.
Pakistan menyebut operasi militer balasan ini sebagai “Operation Bunyanun Marsoos”, yang menargetkan beberapa basis militer India, termasuk lokasi penyimpanan rudal di wilayah utara.
Serangan ini diklaim sebagai tanggapan atas serangan militer India sebelumnya yang menghantam tiga pangkalan udara Pakistan.
Militer India menyatakan, seluruh aksi permusuhan telah direspons dengan tepat. Namun, lima warga sipil dilaporkan tewas di wilayah Jammu akibat serangan rudal dan drone dari Pakistan.
Situasi di perbatasan makin mencekam. Warga di kedua sisi mulai menimbun bahan makanan dan meninggalkan rumah mereka. Bahkan, sirene darurat mulai dipasang di gedung-gedung tinggi New Delhi.
Di tengah kekhawatiran internasional, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menghubungi Jenderal Asim Munir dari Pakistan dan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar. Washington menyerukan de-eskalasi dan komunikasi langsung.
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari mengecam keras agresi India yang menargetkan wilayah sipil. Ia menyebut serangan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan kedaulatan negaranya.
"Seluruh rakyat Pakistan berdiri di belakang angkatan bersenjata kami," tegas Zardari. “Kami siap mempertahankan setiap jengkal tanah air!”
Meski Pakistan tak memiliki doktrin “no-first-use” atas senjata nuklir, Menhan Khawaja Asif menegaskan bahwa ancaman nuklir masih merupakan skenario yang sangat jauh.
Dengan kedua negara bersiap menghadapi babak konfrontasi berikutnya, dunia kini menahan napas. Apakah ini akan berakhir sebagai perang terbuka... ataukah diplomasi bisa menyelamatkan kawasan dari kehancuran?
#IndiaVsPakistan #PerangIndiaPakistan #OperationBunyanunMarsoos #KrisisNuklir #BeritaTerbaru #KonflikMiliter #Geopolitik #NewDelhi #Islamabad #AS #PBB #Rudal #Drone #Militer #BreakingNews #AncamanPerang #Viral2024