KONTAN -
https://www.kontan.co.id/
Harga emas dunia ambruk selama empat hari beruntun.
Sejak menyentuh level tertinggi pada perdagangan 22 April 2025 di harga US$ 3.500,05 per troy ons, harga emas dunia terus mengalami penurunan.
Pada perdagangan Jumat 2 Mei 2025, harga emas tercatat melemah 0,01% di level US$ 3.240,08 per troy ons.
Harga emas bahkan kerap tersungkur dalam 10 hari terakhir. Selama kurun waktu itu, harga emas hanya mampu menguat dua kali dan selebihnya terpuruk.
Sejalan dengan anjloknya harga emas dunia, harga emas Logam Mulia Antam 24 Karat juga mengalami penurunan cukup dalam.
Harga emas Antam pada Sabtu 3 Mei 2025 turun Rp 10.000 per gram dan berada di level Rp 1.902.000 per gram.
Jika ditarik dalam sepekan terakhir, pergerakan emas Antam terpantau berada di rentang Rp 1.902.000-1.965.000 per gram. Sedangkan dalam sebulan terakhir, pergerakan harga emas terpantau berada di rentang Rp 1.754.000-2.039.000 per gram.
Untuk buyback harga emas Antam juga terpantau mengalami penurunan sebesar Rp 10.000 per gram dan berada level Rp 1.752.000 per gram. Harga buyback adalah jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.
Ada beberapa faktor yang memicu anjloknya harga emas. Salah satunya adalah menguatnya sinyal negosiasi tarif antara China dengan Amerika Serikat (AS) hingga melesatnya imbal hasil obligasi AS 10 tahun.
Seperti diketahui, China kini mulai merespon ajakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk melakukan perundingan dagang.
Hal ini membuka peluang bagi dua ekonomi terbesar dunia tersebut untuk memulai perundingan guna menyelesaikan perang dagang yang telah mengguncang pasar keuangan dan mengganggu aktivitas ekonomi global.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China menyatakan,pejabat senior AS baru-baru ini telah menghubungi melalui pihak-pihak terkait untuk memulai perundingan dengan China.
Merespon itu, otoritas China pun meminta Washington untuk memperbaiki praktiknya yang salah dan membatalkan tarif sepihak.
Presiden AS Donald Trump telah mengenakan tarif sebesar 145% pada barang-barang impor China tahun ini, yang mendorong China untuk mengenakan tarif balasan sebesar 125%.
Sejauh ini, kedua belah pihak telah berupaya untuk mengurangi dampak ekonomi dari tarif dengan memberikan pengecualian pada produk-produk penting tertentu.
Menjadi sentimen buruk juga bagi emas ketika para pembuat kebijakan The Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan untuk menahan suku bunga jangka pendek. Mereka menunggu tanda-tanda yang lebih jelas bahwa inflasi mendekati target 2% bank sentral AS.
Ekspektasi imbal hasil yang lebih rendah setelah The Fed menahan suku bunga memperkuat permintaan untuk obligasi AS.
Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun mencatatkan kenaikan selama tiga hari beruntun. Terpantau hingga perdagangan Jumat 2 Mei 2025, imbal hasil obligasi AS telah berada di level 4,31%.
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membuat emas batangan memberikan imbal hasil kurang menarik bagi investor.
#kontantv #kontan #kontannews #emas #harga #perangdagang #amerika #china
_____________________
Instagram:
https://www.instagram.com/kontannews/
Facebook:
https://www.facebook.com/kontannews/
Twitter:
https://www.twitter.com/kontannews/