Siap-siap commodity supercycle kembali datang. Harga-harga produk komoditas pun kembali beterbangan. Sebut saja harga Batubara Acuan (HBA) untuk Juli 2021 sudah menyentuh US$ 115,35 per ton atau rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir.
"Demand tinggi karena keandalan pembangkit listrik batubara dan keekonomiannya," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia.
Tren penguatan harga batubara ini besar kemungkinan dapat bertahan hingga awal atau pertengahan tahun depan.
Melihat harga yang terus membubung naik, perusahaan tambang batubara pun fokus untuk bisa memproduksi sesuai kapasitasnya.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Febriati Nadira mengungkapkan target produksinya di tahun 2021 di rentang 52 juta-54 juta ton. Target ini sedikit turun dari realisasi produksi tahun lalu yaitu sebesar 54,53 juta ton.
Sementara Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga menargetkan produksinya tahun ini bisa mencapai 13,5 juta ton.
Adapun, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memastikan target produksi masih berada dalam kisaran 85 juta ton hingga 89 juta ton untuk tahun ini.
"Tantangan masih pada faktor cuaca dan manajemen dalam masa pandemi, namun kami mengharapkan bisa capai target," jelas Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava.
Pada awal April lalu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menambah kuota ekspor batubara sebesar 75 juta ton, sehingga total kuota ekspor menjadi 625 juta ton. Para produsen batubara pun tidak lagi mendapat kewajiban penjualan ke dalam negeri atau DMO (domestic market obligation).
#KontanTv #HargaBatubaraAcuan #RekorTertinggi