Disuspensi sejak Juli 2020, saham PT Leyand International Tbk (LAPD) sepertinya akan mulai kembali bergerak.
Emiten yang sebelumnya bergerak di bisnis usaha pembangkit listrik ini akan menggelar berbagai aksi korporasi, mulai dari rights issue, akuisisi, perubahan bisnis, hingga perubahan pengendali.
Leyand International sebelumnya menggantungkan pendapatannya kepada anak usahanya, PT Asta Keramasan Energi.
Bergerak di bisnis pembangkit listrik, Asta Keramasan Energi memiliki tiga pembangkit listrik yaitu PLTG Keramasan di Sumatra Selatan, PLTD Siantan di Kalimantan Barat, PLTD Belawan di Sumatra Utara.
Satu-satu pembangkit listrik itu berhenti beroperasi karena kontraknya dengan PLN tidak diperpanjang.
Berhentinya operasional pembangkit listrik jelas memukul kinerja perusahaan, sehingga pendapatan Leyand International terus menurun dan menjadi nihil per Maret 2020.
Akumulasi kerugian ini juga menguras modal Leyand International.
Tahun ini manajemen Leyand pun berupaya mengubah nasib dengan mengubah bidang usahanya menjadi logistik dan distribusi dengan mengakuisisi PT Rusindo Eka Raya.
Menurut manajemen Leyand, Rusindo adalah distributor barang konsumen yang berpengalaman selama lebih dari 15 tahun dan bekerjasama dengan PT Nestle Indonesia, PT Cimory, ABC Group, Tropical Group, dan PT Unicharm Indonesia, PT Castrol Indonesia, PT Mayora, PT ASW Food, dan PT Energizer Indonesia.
Selain itu, Leyand juga akan menggelar rights issue mengganti direksi dan komisarisnya.
Tahun depan, LAPD juga berencana untuk mengakuisisi perusahaan logistik yang sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan besar untuk jasa pengiriman dan pergudangan.
Selain itu LAPD juga berencana mengakuisisi perusahaan yang bergerak di kawasan industri di Tangerang.
Rencana berbagai transaksi ini diklaim akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan Leyand.
#LeyandInternational #LAPD #Akuisisi
