Pesona Dolar AS Semakin Memudar, Lebih dari 70 Negara Lakukan Dedolarisasi


Rabu, 28 Mei 2025 | 10:47 WIB | dilihat
KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Eksistensi dollar Amerika Serikat sebagai mata uang utama dunia terancam. Pasalnya, gelombang dedolarisasi berlangsung semakin masif di banyak negara.

Dedolarisasi dianggap sebagai jalan untuk memperkuat kedaulatan ekonomi, menghindari risiko politik, serta menciptakan sistem keuangan global yang lebih seimbang dan adil.

Lebih dari 70 negara kini aktif mengurangi penggunaan dolar AS dalam perdagangan internasional. Selain dilakukan secara bilateral antar negara, banyak forum-forum kerjasama ekonomi negara yang juga menjalankan agenda dedolarisasi.

Salah satunya adalah forum BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, dan Indonesia. Saat ini, BRICS gencar mengurangi transaksi perdagangan menggunakan mata uang dolar AS di antara negara anggota.

Dedolarisasi juga melanda negara-negara di kawasan ASEAN. Sama seperti BRICS, forum kerjasama neara-neara Asia Tenggara juga gencar menerapkan penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal.

Negara-negara ekonomi terbesar Asia termasuk Indonesia juga sepakat mengadopsi mekanisme pembiayaan cepat berbasis mata uang regional, terutama yuan China, menggantikan dolar AS.

Langkah itu diikuti China yang juga semakin masif mempromosikan yuan, hingga mendominasi 47 persen transaksi perdagangan global.

Beralih ke belahan negara lain, Kelompok Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) termasuk Rusia dan Kazakhstan, mencatatkan 85% transaksi lintas batas kini menggunakan mata uang lokal.

Selanjutnya, Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) yang beranggotakan Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kirgistan mengonfirmasi bahwa mereka telah menyelesaikan 93 persen atau 100 miliar dolar AS perdagangan dalam mata uang nasional.

Iran dan Rusia juga resmi menghapus dolar dalam perdagangan bilateral, beralih ke rubel dan rial.

Di Eropa, sentimen serupa muncul ketika para pejabat bank sentral mempertanyakan ketergantungan mereka pada Federal Reserve (The Fed). Para ekonom menilai dedolarisasi mulai terjadi setelah Amerika memberlakukan sanksi keuangan terhadap Rusia.

Sanksi tersebut awalnya dimaksudkan untuk memukul ekonomi negara beruang merah itu agar invasi di Ukraina dapat berhenti.

Namun sayangnya pasca kebijakan tersebut diberlakukan, Rusia dan sejumlah mitra kerjanya mulai meninggalkan dolar dan beralih ke mata uang yang lebih ramah terhadap perdagangan internasional.

Mulai dari situ nilai dolar mulai mengalami penurunan nilai ditengah kenaikan suku bunga dan lonjakan inflasi.

Pelemahan dolar AS bahkan berbanding lurus dengan realisasi pertumbuhan ekonomi AS kuartal I yang lebih kecil dari perkiraan. Dimana ekonomi AS hanya tumbuh di level 1.1 persen (YoY).

Perkembangan ini menunjukkan dedolarisasi berakselerasi dengan cepat untuk meninggalkan dolar AS

#kontan #kontannews #kontantv #dolar #dedolarisasi #amerika #rusia #rubel

Instagram: / kontannews
Facebook: / kontannews
Twitter: / kontannews

Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved