Keputusan Korea Selatan memensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara dan bergabung dengan Powering Past Coal Alliance memunculkan kekhawatiran baru bagi pelaku usaha tambang Indonesia. Negeri Ginseng itu berkomitmen menghentikan total 41,2 gigawatt kapasitas PLTU yang selama ini menyumbang sekitar 60 persen emisi sektor kelistrikan mereka atau setara 156 juta metrik ton CO2 ekuivalen. Ben McCarron, Pendiri dan Direktur Pelaksana Asia Research and Engagement, menyebut langkah ini sebagai momentum penting yang dapat menggeser arah transisi energi di Asia. Dampaknya kini mulai dihitung oleh industri di dalam negeri, mengingat Korea Selatan merupakan salah satu pasar ekspor batubara utama Indonesia, dengan impor batubara termal Januari sampai Oktober 2025 mencapai 67,70 juta ton, di mana 21,57 juta ton atau 31,9 persen diantaranya berasal dari Indonesia.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association Hendra Sinadia menyatakan masih menunggu detail implementasi kebijakan tersebut, sementara Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani menilai penurunan pemakaian batubara Korea Selatan tidak akan berlangsung dalam sekejap, meski roadmap pensiun PLTU sudah disusun. Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia Sudirman Widhy mengingatkan bahwa dalam jangka panjang dampaknya bisa signifikan, mengingat dua tahun terakhir ekspor batubara Indonesia ke Korea Selatan berada di kisaran 25 sampai 26 juta ton per tahun atau sekitar 4,8 persen dari total ekspor nasional. Ia mendorong pemerintah dan pelaku usaha mengevaluasi target produksi agar tidak terlalu agresif sehingga pasar tidak mampu menyerap dan harga tertekan, sambil mengoptimalkan sumber daya batubara yang masih besar melalui pengembangan teknologi carbon capture and storage untuk menekan emisi. Mampukah Indonesia menyesuaikan strategi produksi dan hilirisasi batubara di tengah gelombang percepatan transisi energi negara negara tujuan ekspor utama seperti Korea Selatan?
#KoreaSelatan #Batubara #PLTU #PPCA #TransisiEnergi #EksporBatubara #IndonesiaMiningAssociation #APBI #CCS #KontanNews