Pakar: Satelit Mata-Mata Pertama Korea Utara Hidup dan Dapat Bermanuver | KONTAN News


Kamis, 29 Februari 2024 | 12:53 WIB | dilihat
Pada Selasa (27/2/2024), para ahli luar angkasa mengatakan, satelit mata-mata pertama Korea Utara "hidup".

Hal tersebut mereka ungkapkan setelah mendeteksi perubahan dalam orbitnya.

Hal itu menunjukkan bahwa Pyongyang berhasil mengendalikan pesawat ruang angkasa tersebut, meskipun kemampuannya masih belum diketahui.

Melansir Reuters, setelah dua kegagalan besar, Korea Utara berhasil meluncurkan satelit Malligyong-1 ke orbit pada bulan November.

Media pemerintah Pyongyang mengklaim mereka telah memotret situs-situs militer dan politik yang sensitif di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara lain.

Namun mereka belum merilis gambar apa pun.

Pelacak radio independen pun belum mendeteksi sinyal dari satelit.

“Tetapi sekarang kami dapat dengan pasti mengatakan bahwa satelit tersebut hidup.”

Demikian tulis Marco Langbroek, pakar satelit di Universitas Teknologi Delft di Belanda, dalam sebuah postingan blog.

Dari tanggal 19-24 Februari, satelit tersebut melakukan manuver untuk menaikkan perigee, atau titik terendah dalam orbitnya, menjadi 497 km dari 488 km (308,8 mil dari 303,2 mil), kata Langbroek.

“Manuver tersebut membuktikan bahwa Malligyong-1 tidak mati, dan bahwa Korea Utara memiliki kendali atas satelit tersebut – sesuatu yang masih diperdebatkan,” katanya.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya juga telah menilai bahwa satelit tersebut berada di orbit.

Namun mengatakan pihaknya tidak akan berkomentar lebih lanjut mengenai analisis individu.

Pada hari Senin (26/2/2024), Menteri Pertahanan Shin Won-sik mengatakan satelit tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan tugas lain atau melakukan pengintaian.

Manuver peningkatan orbit ini merupakan kejutan karena kehadiran sistem propulsi di dalamnya tidak terduga dan satelit-satelit Korea Utara sebelumnya tidak pernah bermanuver, katanya.

“Memiliki kapasitas untuk menaikkan orbit satelit adalah suatu masalah besar,” kata Langbroek.

Artinya, selama masih ada bahan bakar di dalam satelit, Korea Utara dapat memperpanjang masa pakai satelit.

Yakni dengan menaikkan ketinggiannya ketika satelit sudah terlalu rendah karena peluruhan orbit, simpulnya.

#kontantv #korut #satelit #orbit

Video Terkait

Berita Terkait

Video Lainnya
Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved