Keuangan Tertekan Proyek Whoosh, WIKA Tunda Bayar Bunga Obligasi dan Bagi Hasil Sukuk


Senin, 01 Desember 2025 | 17:00 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Tekanan keuangan yang berat membuat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menunda pembayaran bunga Obligasi dan bagi hasil Sukuk Mudharabah yang jatuh tempo pada Desember 2025.

Informasi ini tercantum dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terbit Jumat (28/11/2025). Dalam laporan bernomor SE.01.00/A.DIR.00462/2025, manajemen menjelaskan kondisi arus kas tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh kewajiban obligasi dan sukuk.

WIKA memiliki jadwal pembayaran bunga dan bagi hasil pada 3, 8, dan 18 Desember 2025. Jadwal tersebut mencakup Obligasi Berkelanjutan I dan II serta Sukuk Mudharabah Berkelanjutan dari periode 2020 hingga 2021.

Manajemen menyebut industri konstruksi nasional tengah merosot. Penurunan kontrak baru, melemahnya penjualan, serta turunnya penerimaan kas membuat perusahaan kekurangan dana likuid untuk memenuhi pembayaran.

WIKA menyebut proses penyehatan masih berjalan. Transformasi operasional mencatat perbaikan, namun tekanan keuangan terkait pemenuhan debt service masih besar.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, WIKA mengajukan penangguhan pembayaran kepada investor. Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk Mudharabah (RUPSU) dijadwalkan pada 4, 5, dan 8 Desember 2025.

Pengumuman rapat telah disampaikan pada 20 November 2025.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whooshs semakin membebani kondisi finansial WIKA.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menjelaskan, ada dua beban yang bersumber dari proyek kereta cepat.

Pertama, beban sebagai investor. WIKA memiliki penyertaan modal Rp 6,1 triliun di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), pemegang 60 persen saham Whoosh.

Sejak operasi berjalan, jumlah penumpang dan pendapatan tiket belum sesuai proyeksi awal. Kondisi itu ikut menambah beban kerugian WIKA.

Kedua, beban sebagai kontraktor. WIKA adalah satu-satunya kontraktor lokal dalam konsorsium konstruksi bersama enam kontraktor China.

Porsi pekerjaan WIKA sekitar 25 persen, meliputi pekerjaan bawah tanah. Saat ini, WIKA sedang menghadapi sengketa konstruksi dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Agung menyebut kerugian bisa membesar jika klaim tidak disetujui.

#kontantv #kontan #kontannews
________________________________________


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved