Di tengah kenaikan bunga di 2023, kinerja PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diperkirakan tetap solid.
Net interest margin (NIM) bisa lebih tinggi karena bisa selektif menjaga biaya dana.
Analis Maybank Sekuritas Jeffrosenberg Chenlim dalam risetnya mengatakan, NIM BMRI akan meningkat, dari rata-rata 5,11% pada 2022 menjadi 5,31% pada 2023.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit yang diperkirakan tetap kuat hingga kuartal II 2023.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, kredit BMRI naik 14,3% menjadi Rp 1.167 triliun.
Pertumbuhan kredit yang kuat juga berasal dari anak perusahaan yang diatribusikan seperti dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Mandiri Tunas Finance, dan Mandiri Taspen.
Sampai akhir 2022, pertumbuhan kredit BMRI akan sebesar 12,7% secara tahunan.
"Ke depan, kami masih positif dengan pertumbuhan pinjaman meskipun akan sedikit moderat, yakni 11,3% pada 2023 dan sebesar 10,3% pada 2024," ujar Jeffrosenberg Chenlim
Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri menambahkan, BMRI akan lebih mengembangkan simpanan dana murah di tengah era suku bunga tinggi.
BMRI juga akan selektif menawarkan deposito berjangka sambil mendorong lebih banyak volume transaksi melalui aplikasi Livin dan Kopra.
Secara keseluruhan, biaya dana campuran BMRI stagnan di 1,7% pada 2023.
Sehingga harapannya NIM BMRI bisa lebih tinggi dari tahun ini menjadi 5,4%,
Di tahun ini, Eka menyebut, BMRI juga masih akan dapat mengerek penyaluran kredit 8,6% di tahun ini.
BMRI dinilai akan menggeser fokus ke arah segmen ritel, seperti komersial, UKM, mikro dan kredit ke anak perusahaan seperti Bank Syariah Indonesia dan Bank Mantap.
BMRI juga akan mengerek segmen pendapatan sektor komersial dan UKM melalui peminjam korporat.
Untuk mengurangi aset dengan kualitas yang lebih rendah, Eka menilai, BMRI akan menerapkan proses underwriting dan monitoring yang lebih ketat.
"Secara keseluruhan, kami memprediksikan kontribusi kredit yang lebih tinggi dari non-segmen korporasi sebesar 65,5% dari total pinjaman per Desember 2023," kata Eka,
Untuk itu, Eka percaya profitabilitas BMRI akan tetap solid pada 2023. Laba bersih sepanjang tahun depan diperkirakan meningkat 13,2% yoy menjadi Rp 45,4 triliun.
Jeffrosenberg juga yakin, laba bersih BMRI dapat tumbuh 11,5% secara tahunan menjadi Rp 45,15 triliun sepanjang tahun 2023.
Saham BMRI dianggap lebih menarik lantaran bisa menawarkan dividen yield yang tinggi, yakni 5% pada 2023 dan 5,4% pada 2024.
Eka pun merekomendasikan buy saham BMRI dengan target Rp 12.000 per saham.
Sementara Jeffrosenberg menyarankan buy dengan target Rp 11.100 per saham.
#BankMandiri #BMRI