KONTAN - https://www.kontan.co.id/
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) bakal melaksanakan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Opsi ini untuk memulihkan kinerja dan penguatan struktur permodalan emiten.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasi pada Jumat (28/11/2025), dalam pelaksanaannya, GIAA menerbitkan 315.610.920.000 saham Seri D dengan nilai nominal Rp 75 per saham dan harga pelaksanaan yang sama, yakni Rp 75 per saham.
Seluruh saham baru tersebut diambil oleh PT Danantra Asset Management (Persero) atau DAM, holding di bawah pengelolaan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Dari aksi korporasi ini, maskapai penerbangan nasional memperoleh tambahan modal sebesar Rp 23,67 triliun, yang berasal dari konversi pinjaman pemegang saham sebesar Rp 6,65 triliun, serta setoran tunai yang mencapai Rp 17,02 triliun.
Dari hasil penerbitan saham baru, sebesar 36,78 persen digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional perseroan, yang meliputi pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat.
Kemudian, 63,22 persen dialokasikan untuk peningkatan modal kepada PT Citilink Indonesia yang meliputi pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat, serta pembayaran atas utang pembelian bahan bakar pesawat kepada PT Pertamina (Persero).
GIAA sendiri telah mengajukan permohonan pencatatan saham baru kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 20 November 2025. Penerbitan dan pendistribusian saham kepada DAM dijadwalkan berlangsung pada 5 Desember 2025, diikuti pencatatan saham hasil PMTHMETD di BEI pada 8 Desember 2025.
Pada tanggal yang sama, Garuda Indonesia juga menyampaikan laporan pelaksanaan PMTHMETD.
Setelah aksi korporasi selesai dilaksanakan, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan meningkat signifikan dari 91.480.783.837 lembar saham menjadi 407.091.703.837 lembar saham.
Untuk diketahui pelaksanaan private placement dilakukan berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 November 2025.
Kemudian persetujuan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) per tanggal 23 Juni 2025 perihal Persetujuan Restrukturisasi untuk penyehatan GIAA, serta persetujuan Presiden melalui surat Menteri Sekretaris Negara Nomor B-299/M/D-1/HK.02.02/06/2025 tanggal 20 Juni 2025.
Selain menerbitkan saham baru, GIAA juga tengah melakukan finalisasi rencana inbreng aset GMF AeroAsia dan PT Angkasa Pura Indonesia (API). Langkah strategis ini diyakini akan memperkuat fondasi bisnis GMF sekaligus meningkatkan ketahanan likuiditas Garuda Indonesia Group.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Oentoro, menjelaskan inbreng aset menjadi komponen utama dalam roadmap pemulihan ekuitas perusahaan.
Melalui skema itu, GMF AeroAsia akan menerima aset non-tunai berupa lahan seluas 972.123 meter persegi senilai Rp 5,66 triliun dari API.
Thomas menyebut, inbreng aset diproyeksikan dapat mengerek fundamental GMF secara signifikan, membalikkan posisi ekuitas dari minus 248,99 juta dollar AS menjadi positif 102,87 juta dollar AS.
#kontantv #kontan #kontannews
________________________________________