Perang Dagang AS-China Belum Tamat, Xi Jinping Pakai Tanah Jarang Buat Tekan Trump


Selasa, 29 Juli 2025 | 15:34 WIB | dilihat

KONTAN - https://www.kontan.co.id/

Negosiasi dagang China dan Amerika Serikat kembali berlangsung.

Para pejabat ekonomi tinggi dari Amerika Serikat (AS) dan China dijadwalkan kembali bertemu untuk membahas perang dagang kedua negara.

Agenda pertemuan dijadwalkan berlangsung di Stockholm, Swedia, hingga Selasa.

Mengutip AFP, kedua negara kembali melanjutkan negosiasi tarif. Setelah pertemuan di Jenewa, Swiss dan London, Inggris Mei lalu, barang AS ke China telah dipangkas tarifnya menjadi 10%, barang dari China dipangkas menjadi 30%.

Namun keputusan itu hanya sementara selama 90 hari ke depan guna mmeberi waktu tercapainya kesepakatan dagang yang baru.

Dalam lanjutan negosiasi dagang ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan bertemu dengan tim China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

Selama berangsung putaran negosiasi, Tiongkok di bawah pemeritahan Xi Jinping terus membatasi ekspor mineral penting ke AS.

Langkah ini ditepuh sebagai upaya mempertahankan tekanan terhadap Gedung Putih menjelang perundingan perdagangan minggu ini.

Meskipun Donald Trump mencapai kesepakatan dengan Beijing untuk melanjutkan impor tanah jarang bulan lalu, data terbaru menunjukkan bahwa ekspor tanah jarang Tiongkok ke A-S berjalan jauh lebih lambat dibandingkan ekspor ke Eropa dan negara-negara Asia lainnya.

Melansir The Telegraph, Tiongkok mengekspor 3.188 ton magnet tanah jarang ke seluruh dunia pada bulan Juni, melonjak 158% dari bulan Mei.

Dari total tersebut, 353 ton dikirim ke A-S, meningkat hampir tujuh kali lipat dari level terendah bulan sebelumnya sebesar 46 ton.

Namun, rata-rata pengiriman bulanan ke AS dalam tiga bulan pertama tahun ini adalah 622 ton, menunjukkan bahwa perdagangan baru kembali ke setengah dari level normal.

Tonase atau volume yang diangkut bulan Juni juga masih 52% lebih rendah dari jumlah yang dikirim ke A-S pada bulan yang sama tahun lalu. Ini merupakan penurunan tahunan terbesar dibandingkan negara-negara lainnya.

Jerman, pembeli terbesar, menerima 764 ton, naik hampir tiga kali lipat dari Mei dan turun hanya 25% dibandingkan tahun sebelumnya.

Polandia, Prancis, Hongaria, dan Korea Selatan juga menerima peningkatan pengiriman yang besar.

Tiongkok mendominasi produksi dan pemrosesan tanah jarang yang merupakan komponen penting dalam pembuatan persenjataan militer, pembangkit energi terbarukan, dan kendaraan listrik.

Ketika Trump mengancam Tiongkok dengan tarif yang luas hingga 145% awal tahun ini, Beijing merespons dengan menghentikan ekspor tanah jarang.

#kontan #kontannews #kontantv #donaldtrump #amerika #xijinping #china #perangdagang #tanah #jarang


Video Terkait

Logo Kontan
2018 © Kontan.co.id All rights reserved