Di Den Haag, ibu kota Belanda, sebuah persidangan yang menentukan mengenai wilayah Palestina dimulai.
Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, dengan tegas menuntut akhir agarpendudukan Israel di wilayah Palestina segara diakhiri.
Persidangan ini berlangsung di Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa, tempat lebih dari 50 negara bersiap untuk menyampaikan argumen mereka.
Al-Maliki menggambarkan bagaimana Palestina telah dihadapkan pada diskriminasi dan apartheid oleh Israel selama bertahun-tahun. Israel membantah tuduhan ini, tetapi Al-Maliki bersikeras bahwa Palestina hanya memiliki pilihan sulit: "pengusiran, penindasan, atau kematian".
Panel hakim ICJ kini berada dalam posisi penting, diminta untuk menilai apakah pendudukan, pemukiman, dan aneksasi Israel atas wilayah Palestina melanggar hukum internasional.
Palestina bersikeras bahwa solusi yang satu-satunya sesuai dengan hukum internasional adalah akhir dari pendudukan ilegal tersebut.
Israel merebut Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967. Sejak itu, Israel terus memperluas pemukiman di wilayah Tepi Barat, menghadapi kecaman internasional atas tindakan ini.
Namun, sementara PBB mengacu pada wilayah-wilayah tersebut sebagai diduduki oleh Israel, resolusi resmi yang menandai pendudukan tersebut sebagai ilegal belum dikeluarkan.
Sidang ini mencerminkan upaya Palestina untuk menegakkan hukum internasional dan mengekspos perilaku Israel. Kekhawatiran atas serangan Israel di Gaza semakin meningkat, dengan ribuan warga Palestina menjadi korban.
Di tengah-tengah semua ini, ada panggilan moral, politik, dan hukum untuk mengakhiri impunitas Israel. Tapi di sini, di Den Haag, harapan masih hidup untuk mendapatkan keadilan.
Sidang ini bukan hanya tentang Palestina dan Israel. Ini adalah tentang keadilan, tentang menjaga perdamaian, dan tentang menghormati hukum internasional.
#kontantv #israel #palestina #icj
