Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) diproyeksi tetap solid hingga akhir tahun 2023.
Segmen bisnis otomotif tetap menjadi tulang punggung utama bagi emiten yang menaungi merek Toyota dan Daihatsu itu.
Hingga kuartal III-2023 pendapatan terbesar Astra berasal dari segmen otomotif.
Ini berbeda dari periode sama tahun lalu saat kontribusi terbesar datang dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi.
Per 30 September 2023 pendapatan dari segmen otomotif mencapai Rp 99,16 triliun, meningkat 13,03% secara tahunan.
Sedangkan pendapatan segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi justru turun 6,63% menjadi Rp 97,6 triliun.
Pendapatan Astra di segmen jasa keuangan meningkat 12,95% menjadi Rp 21,98 triliun.
Sedangkan pendapatan segmen agribisnis turun 5,08% secara tahunan menjadi Rp 15,68 triliun.
Pendapatan segmen infrastruktur dan logistik meningkat 16,61% menjadi Rp 6,67 triliun.
Sedangkan segmen teknologi informasi mencatat kenaikan tipis 1,46% menjadi Rp 2,08 triliun.
Terakhir, segmen properti mencatat pendapatan Rp 621 miliar atau turun 23,14% secara tahunan.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, terjadinya pergeseran kontributor pendapatan Astra lantaran penurunan harga komoditas.
Sedangkan kenaikan di segmen otomotif didorong dari peningkatan mobilitas masyarakat.
Nafan memperkirakan, segmen otomotif Astra masih akan melaju hingga akhir tahun di tengah penurunan harga komoditas.
Apalagi daya beli masyarakat masih terjaga di tengah suku bunga Bank Indonesia (BI) yang tinggi.
Nafan merekomendasi akumulasi dengan target harga Rp 6.375 per saham.
#kontantv #astrainternational #asii #astra #kinerja #saham
